201 Penerbangan Domestik Terdampak dan 29.323 Penumpang Batal Terbang Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
IVOOX.id – PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) selaku pengelola utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) melaporkan sebanyak 29.323 penumpang di Bandara itu tertunda dan batal terbang akibat dampak letusan Gunung Lewatobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Asst Deputy Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi mengatakan bahwa dari total ribuan penumpang yang terdampak itu dengan dua penerbangan domestik yakni, menuju Ngurah Rai, Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Penerbangannya kedua tujuan, Denpasar dan Lombok. Berdasarkan periode dari tanggal 4 sampai 14 November 2924. Dimana Bandara Soetta terdampak erupsi Gunung Lewatobi Laki-laki sekitar 201 penerbangan dan 29.323 penumpang," terangnya di Tangerang, Jumat (15/11/2024), dikutip dari Antara.
Ia menyebutkan untuk penumpang yang tertunda sebanyak 159 penerbangan atau sekitar 22.964 penumpang. "Jumlah total yang terdampak 201 penerbangan yang terdiri dari 159 delay dan 42 pembatalan. Hal ini dilakukan demi keamanan dan keselamatan penerbangan," ungkapnya.
Penundaan ratusan jadwal penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten ini terjadi sejak periode 04 sampai 14 November 2024.
"Berdasarkan periode dari tanggal 4 sampai 14 dimana bandara Soetta terdampak sekitar 201 flight dan 29.323 penumpang yang mengalami dampak akibat adanya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," ucap Holik.
Ia mengungkapkan, dari total 201 penerbangan yang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi ini antara lain 159 penerbangan dilakukan penundaan dengan 22.964 penumpang. Kemudian, 42 penerbangan pesawat dilakukan pembatalan dengan jumlah 6.359 penumpang.
"Untuk delay itu sebanyak 159 flight dan untuk cancel pesawat ini 42 flight," katanya.
Adapun beberapa maskapai yang melayani rute domestik menuju Denpasar dan Lombok itu adalah maskapai My Indo, Transnusa, Garuda Indonesia, Batik Air, Super Air Jet, Nam Air, Lion Air, Citilink dan Air Asia.
"Itu sampai kemarin pun masih terdampak. Dan berdasarkan data yang kami terima itu ada beberapa pesawat yang terlambat dan cancel sebanyak enam flight," ujarnya.
Di tengah bencana alam gunung meletus ini, dikatakan Holik, bahwa seluruh otoritas Bandara Soetta terus melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan maskapai dan juga AirNav sebagai upaya memberikan informasi lebih lanjut terkait perkembangan bencana alam tersebut.
"Tentu kami bersama maskapai penerbangan terus berkoordinasi sehingga penumpang bisa mengetahui situasi terkini. Dan memang setidaknya dengan informasi bisa mengantisipasi tumpukan di bandara," ungkap dia.
Holik berharap erupsi Gunung Wakatobi yang masih berlangsung semoga mereda. Sehingga penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Denpasar dan Lombok bisa kembali normal.
"Tentu kami bersama maskapai terus berkoordinasi sehingga penumpang bisa mengetahui situasi terkini. Dan memang terganggu setidaknya dengan informasi bisa mengantisipasi tumpukan di bandara," kata dia.
Citra satelit wilayah udara Bali dan sekitarnya sudah terbebas dari abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dipantau BMKG melalui Stasiun Meteorologi Ngurah Rai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/11/2024) ANTARA/HO-BMKG Stasiun Meteorologi Ngurah Rai
BMKG Laporkan Wilayah udara Bali Sudah Bebas Abu Vulkanik Lewotobi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, menyatakan bahwa berdasarkan pantauan wilayah udara Pulau Dewata sudah terbebas dari abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki meski sempat erupsi kembali pada Jumat (15/11/2024) pagi.
“Kalau terjadi erupsi, namun pergerakan angin tidak signifikan, sebaran abu vulkanik tidak akan jauh,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Pande Putu Hadi Wiguna di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/11/2024), dikutip dari Antara.
Selain arah dan kecepatan angin, lanjut dia, sebaran abu vulkanik gunung api yang ada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu juga dipengaruhi oleh besar letusan dan tinggi kolom abu vulkanik.
Ada pun berdasarkan data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, arah angin di Bali diperkirakan pada 15-17 November 2024 bertiup dari arah timur laut-tenggara dengan kecepatan berkisar hingga 30 kilometer per jam.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan citra satelit Himawari-9 pada Jumat (15/11/2024) pukul 14.00 Wita, terdapat sebaran debu vulkanik terdeteksi hingga ketinggian 14 ribu kaki mengarah ke barat.
Meski begitu, sebaran debu vulkanik itu hanya di sebagian kecil wilayah Flores Timur.
Sebelumnya pada Jumat (15/11/2024) pagi pukul 08.26 WITA, gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut tersebut kembali erupsi dengan tinggi kolom bagi sekitar 2.500 meter di atas puncak atau lebih kurang 4.084 meter di atas permukaan laut berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi.
Tidak adanya debu vulkanik di wilayah udara Bali dan sekitarnya juga membuat sejumlah maskapai penerbangan kembali melayani operasional setelah membatalkan jadwalnya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Berdasarkan data pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Jumat ini seluruh maskapai sudah mengoperasikan penerbangannya.
Ada pun rencana operasional pada Jumat ini, ada 399 pergerakan pesawat datang dan berangkat yang seluruhnya tidak ada pembatalan.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?