2017, Penjualan Asia Pacific Investama Ditargetkan Tumbuh 30%
iVOOXid, Jakarta – Penjualan PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) ditargetkan bakal tumbuh 30% menjadi sekitar Rp1,69 triliun pada 2017 dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2016 sebesar Rp1,30 triliun. Untuk mencapai target tersebut, manajemen akan menjalankan beberapa langkah operasional yang strategis. Demikian diungkapkan Ewijaya, Direktur Utama MYTX.
“Untuk menopang pertumbuhan penjualan, kami akan meningkatkan volume produksi dengan jalan meningkatkan utilisasi pabrik, yang tadinya hanya sekitar 50% pada semester kedua 2016 akan ditingkatkan hingga mencapai 80-85% pada 2017. Sepanjang semester pertama 2017, utilisasi tersebut telah mencapai 65-70%,†kata Ewijaya dalam acara paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (11/07/2017).
Ewijaya mengemukakan, manajemen MYTX akan mengalokasikan dana sekitar US$5-10 juta untuk membiayai belanja barang modal (capital expenditures/capex) pada tahun ini guna menunjang rencana kenaikan produksi perseroan yang dilakukan melalu peningkatan utilitas pabrik-pabrik yang sudah ada saat ini.
“Secara teknis, dana capex yang berasal dari kas internal perseroan dan pemegang saham tersebut akan digunakan untuk memodifikasi mesin-mesin pabrik yang ada saat ini agar kapasitas produksinya dapat ditingkatkan,†ujar Ewijaya.
Lebih lajut, Ewijaya mengatakan, kegiatan untuk memodifikasi mesin-mesin pabrik perseroan akan terus dilakukan hingga 2018 mendatang. Adapun dana yang disediakan untuk membiayai kegiatan tersebut berkisar US$20-25 juta.
Ewijaya menuturkan, modifikasi mesin-mesin ini dilakukan untuk meningkatkan produksi benang, kain grey dan kain denim. Sekitar 60% dari total produksi benang dan sekitar 85% dari produksi kain grey akan diekspor. Sedangkan 90-95% dari total produksi kain denim akan dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan produsen baju dan celana berbahan jeans. Sedangkan kain grey diekspor ke Eropa.
“Seluruh produk perseroan dijual ke Asia, terutama ke Cina, Taiwan dan Korea; Amerika Latin; Turki dan sebagainya. Pada tahun-tahun sebelumnya nilai ekspor perseroan mencapai 50% dari penjualan konsolidasi. Saat ini, kami akan berupaya untuk meningkatkan persentase nilai ekspor tersebut dengan melakukan berbagai inovasi produk-produk kami,†tukas Ewijaya.
Ewijaya mengungkapkan, salah satu upaya kami melakukan inovasi produk-produk tersebut adalah dengan memperbaiki kombinasi pemakaian bahan baku, misalnya kapas. Konsumsi bahan baku kapas yang komposisi sebelumnya hanya sekitar 40% dan sisanya adalah polyester akan ditingkatkan komposisi tersebut menjadi 60% kapas dan sisanya polyester.
“Peningkatan komposisi bahan baku kapas tersebut dilakukan karena garmen yang terbuat dari kapas (katun) akan terasa lebih nyaman dikenakan ketimbang yang menggunakan polyester sehingga perseroan diharapkan dapat meningkatkan nilai penjualan ekspor. Disamping itu, harga kapas saat ini relatif stabil sehingga perseroan memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengkonsumsi kapas sebagai bahan baku andalan, terutama untuk produk-produk ekspor,†papar Ewijaya.
Perseroan yang sebelumnya bernama PT Apac Inti Corpora Tbk telah berganti namanya menjadi PT Asia Pacific Investama Tbk setelah kepemilikan saham mayoritas di perusahaan tersebut diambilalih oleh PT World Harvest Textile yang mulai efektif sejak 20 Juni 2017. Sehubungan dengan transaksi pengambilalihan tersebut, maka pemegang saham dalam RUPST tersebut menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi perseroan menjadi sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS
Presiden Komisaris :Tony Pesik
Komisaris Independen : Sintong Panjaitan
Komisaris : Benny Soetrisno
Komisaris : Stephen K. Sulistyo
DIREKSI
Presiden Direktur : Ewijaya
Direktur : Johnny Pesik
Direktur : Cynthia Handyoko
Direktur : Carel Christato Machmud
Pemegang saham dalam RUPST perseroan juga menyetujui tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku 2016, mengingat bottom line perseroan masih negatif. Karena itu, pemegang saham berharap, berbagai pembaharuan yang dilakukan manajemen baru terhadap bisnis perseroan kedepan diharapkan dapat terus memangkas kerugian sehingga bisnis perseroan pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan berbagai pihak yang berkepentingan.[abr]
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?