Anggota DPR Minta Mentan Audit Perusahaan Pemenang Tender Pupuk

02 Dec 2024

IVOOX.id – Anggota Komisi IV DPR RI Rajiv meminta Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan audit terhadap perusahaan-perusahaan pemenang tender produksi pupuk. Pasalnya kata dia potensi kerugian akibat pupuk palsu maupun yang berkualitas rendah cukup besar.

“Kan Pak Andi Amran sudah bilang, potensi kerugian akibat pupuk palsu sebesar Rp600 miliar dan kerugian pupuk berkualitas rendah bisa mencapai Rp3,2 triliun. Artinya Kementan harus audit lagi pengadaan pupuk secara e-katalog atau PL,” kata Rajiv dalam siaran pers dikutip Senin (2/12/2024).

Rajiv berharap Kementan dan penegak hukum menangkap mafia pupuk di Indonesia agar petani tidak lagi menderita akibat ulah produsen nakal yang mengurangi dosis nutrisi pada penyubur tanaman. Tindakan tersebut kata dia akan mengganggu program swasembada pangan yang menjadi target Presiden Prabowo Subianto.

Anggota DPR dari Dapil Jabar II itu juga meminta Kementan membasmi mafia pupuk palsu, tidak hanya mem-blacklist empat perusahaan nakal pupuk dan memproses 23 perusahaan lain yang memproduksi pupuk tidak memenuhi spesifikasi.

Meski begitu dia mengapresiasi ketegasan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang telah mencopot seorang direktur dan 10 pegawai di jajaran Kementerian Pertanian (Kemtan). Pemecatan tersebut lantaran 11 bawahan Mentan tersebut terbukti terlibat dalam kasus pengadaan pupuk palsu yang terbukti merugikan petani.

“Saya apresiasi komitmen Mentan membersihkan lembaganya dari ASN yang terlibat pengadaan pupuk palsu. Kalau perlu seret mereka ke penegak hukum, karena sudah menipu petani,” katanya

Rajiv mengaku terkejut karena kandungan NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) dalam pupuk yang diproduksi empat perusahaan swasta pemenang tender, di bawah standar kandungan NPK minimum 15 persen, bahkan ada yang 0 persen.

Ia juga mempertanyakan prosedur Kementan yang meloloskan perusahaan tersebut dalam lelang pengadaan pupuk, padahal seharusnya ada proses check and recheck sebelum menunjuk perusahaan-perusahaan itu sebagai pemenang pengadaan pupuk.

“Bagaimana bisa perusahaan pupuk ini bisa menang tender pengadaan pupuk yang nilainya cukup besar? Apakah Kementan tidak melakukan kunjungan ke pabrik terkait dan memeriksa uji mutu produk-produk tersebut secara random?” katanya.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong