Atasi Defisit, Pemerintah Dorong Eksplorasi Migas

20 Feb 2019

IVOOX.id, Jakarta -- Pemerintah  siap mengeluarkan dana US$1,1 miliar untuk kegiatan eksplorasi guna mengatasi defisit minyak dan gas (migas) yang makin besar dalam pemenuhan kebutuhan nasional yang akan mulai terjadi pada 2025 hingga mencapai puncaknya pada 2050. 


Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar  mengatakan pemerintah memiliki modal komitmen kerja pasti sebesar US$2,1 miliar atau sekitar Rp31,5 triliun, dengan US$1,1 miliar di antaranya untuk eksplorasi.


“Ini dana yang bisa digunakan untuk eksplorasi 5-10 tahun ke depan. Dana ini kami harapkan terus bertambah,” ujar Arcandra saat Seminar Energi Neraca Energi Indonesia, Suatu Tinjauan Kritis Sektor Migas, yang digelar Ikatan Alumni Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung, Selasa (19/2)


Selain dana eksplorasi, pemerintah juga berencana memperbaiki dari sisi penggunaan data untuk kebutuhan seismik. Data-data kebutuhan untuk eksplorasi akan dibuka bagi perusahaan-perusahaan yang berminat. “Data-data akuisisi akan dibebaskan karena selama ini, dana PNBP dari akses data hanya sekitar US$1 juta. Jadi kita akan revisi Permen Nomor 27 Tahun 2006,” ungkap Arcandra.


Ketua Alumni Teknik Geologi ITB Syamsu Alam  mengatakan, hingga 2050, kebutuhan migas khususnya minyak belum berkurang secara signifikan dan mencapai 2 juta hingga3 juta barel per hari (bph). 


Jika melihat cadangan Indonesia 3,5 bilion BOE atau hanya 0,2% dari cadangan minyak dunia, butuh usaha luar biasa agar produksi nasional bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.


Produksi minyak saat ini 800.000, itu 200.000 bph berasal dari Banyu Urip. Kalau tidak menemukan Banyu Urip lainnya, kita akan hadapi masalah besar nantinya,” ujarnya. (Adhi Teguh)

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong