Basarnas Kerahkan Tiga Helikopter Evakuasi Puluhan Nelayan Terisolasi di Sukabumi

18 Oct 2024

IVOOX.id – Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan satu unit helikopter untuk mengevakuasi puluhan nelayan yang terisolasi atau terjebak di bangunan bekas dermaga di Desa Buniasih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat jembatan yang menghubungkan daratan putus di sapu ombak besar. Dua helikopter milik TNI AU juga diperbantukan untuk membantu evakuasi. 

"Proses evakuasi terhadap 71 nelayan, Basarnas mengerahkan satu unit helikopter SAR yang dibantu dua unit helikopter TNI AU dari Lanud Atang Sendjaja (ATS) Bogor serta melibatkan sejumlah perahu milik nelayan," kata Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR Desiana Kartika Bahari di Sukabumi, Kamis (17/10/2024), dikutip dari Antara.

Dalam proses evakuasi tersebut seorang petugas penyelamat atau rescuer Basarnas diturunkan dari helikopter untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi para nelayan sekaligus membagikan logistik.

Mayoritas nelayan yang terjebak di bangunan bekas dermaga tersebut dalam kondisi kelelahan karena tidak tersedianya makanan maupun air minum sejak mereka terisolasi di bangunan itu.

Setelah logistik diturunkan dan dibagikan kepada para korban yang jumlahnya sebanyak 71 orang ini, tim penyelamat kemudian mengevakuasi satu persatu nelayan untuk dibawa ke darat.

Namun, proses evakuasi dengan menggunakan helikopter akan memakan waktu yang cukup lama, khawatir cuaca ekstrem melanda sekitar operasi SAR sehingga proses evakuasi bisa terhambat.

Sebanyak 75 orang nelayan benur yang sedang memancing ikan di bangunan bekas dermaga milik PT Sumber Baja Prima (SBP) di Desa Buniasih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terjebak akibat jembatan dermaga putus akibat dihantam ombak besar pada Rabu (16/10/2024).

Empat orang tercebur ke laut akibat hantaman ombak tersebut. Tiga di antaranya hilang tenggelam, sementara seorang lainnya berhasil menyelamatkan diri. Sementara 71 nelayan lainnya yang berada di dermaga terisolasi akibat jembatan yang menjadi akses satu-satunya menuju daratan terputus.

"Puluhan nelayan ini tidak bisa kembali ke darat karena jembatan dermaga PT SBP yang berada di Kecamatan Tegalbuleud itu terputus karena diterjang ombak besar," kata Kasat Polairud Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar, dikutip dari Antara, Rabu (16/10/2024).

Tenda mengatakan, sebenarnya bangunan dermaga itu kondisinya sudah rusak dan jalan menuju bangunan itu sudah terputus. Namun karena lokasi tersebut merupakan titik berkumpulnya ikan, oleh masyarakat dan nelayan sekitar dibuatkan jembatan dari bahan seadanya seperti bambu dan kayu.

Saat musim ikan banyak, nelayan bahkan bermalam atau menginap di lokasi itu untuk memancing ikan. Bekas dermaga milik PT SBP tersebut menjadi tempat favorit pemancing, apalagi saat itu ikan tengah melimpah.

Saat ombak besar menghantam dermaga yang memang sudah rapuh tersebut menyebabkan empat nelayan tercebur, satu orang selamat, namun sisanya terbawa arus gelombang dan hilang. Jembatan satu-satunya yang menjadi akses menuju daratan pun putus. Puluhan nelayan yang ada di dermaga saat itu akhirnya terjebak tidak bisa kembali ke daratan.

Tenda mengatakan, berdasarkan laporan dari Posar Ujunggenteng, peristiwa tersebut terjadi Rabu (16/10/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.

Evakuasi nelayan sudah diupayakan sejak informasi diterima, namun tim SAR gabungan kesulitan menuju lokasi karena terkendala cuaca, ditambah ketinggian ombak mencapai 2-3.5 meter disertai angin kencang.

Evakuasi baru bisa dilakukan menunggu ketinggian ombak berkurang. Perahu dan kapal milik Basarnas, TNI AL, Polairud Polres Sukabumi dikerahkan. Basarnas pun akhirnya mengerahkan helikopter untuk membantu evakuasi puluhan nelayan tersebut.

Operasi SAR ini melibatkan puluhan personel gabungan dari Kantor SAR Jakarta, Pos SAR Sukabumi, Basarnas Special Group, Direktorat Sarana dan Prasarana Basarnas, Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan, Lanud ATS Bogor, Satuan Radar 216 Cibalimbing, Puskesmas Surade, Polairud, Pos TNI AL, P2BK Tegalbuleud, BPBD Kabupaten Sukabumi dan relawan potensi SAR beserta warga sekitar.

Kondisi bangunan bekas dermaga PT SBP di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi yang terputus dan mengakibatkan puluhan nelayan terjebak tidak bisa kembali ke darat pada Rabu (16/10/2024). ANTARA/Aditia A Rohman

Kondisi bangunan bekas dermaga PT SBP di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi yang terputus dan mengakibatkan puluhan nelayan terjebak tidak bisa kembali ke darat pada Rabu (16/10/2024). ANTARA/Aditia A Rohman

Dibantu Dua Helikopter TNI AU

Basarnas mengerahkan helikopter untuk proses evakuasi ini karena melihat kondisi medan yang sulit. Di mana gelombang laut tinggi dan angin bertiup cukup kencang ditambah kondisi nelayan saat itu mayoritas dalam kondisi kelelahan dan lemas karena tidak adanya pasokan makanan dan minuman selama terisolasi di dermaga. Demi keamanan dan keselamatan semua pihak, Basarnas memutuskan untuk mengerahkan helikopter SAR yang dibantu dua unit helikopter TNI AU yang diterbangkan dari Lanud ATS Bogor.

Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR Desiana Kartika Bahari mengatakan proses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore sekitar pukul 15.55 WIB.

Dari 71 nelayan yang terisolasi di bangunan bekas dermaga milik PT SBP ini sebanyak 50 nelayan dievakuasi melalui jalur udara atau menggunakan helikopter dan 21 lainnya melalui jalur laut menggunakan perahu nelayan.

Untuk nelayan yang dievakuasi melalui jalur udara diterbangkan terlebih dahulu ke Satuan Radar 216 Cibalimbing, Kecamatan Surade karena kondisi lemah dan membutuhkan penanganan medis. Sementara nelayan yang dievakuasi dengan menggunakan perahu langsung dibawa ke darat dan diserahkan kepada pihak keluarganya.

"Seluruh nelayan dalam kondisi selamat, namun ada beberapa yang kondisinya lemas sehingga harus dievakuasi menggunakan helikopter," tambahnya.

Desiana mengatakan setelah seluruh nelayan yang terisolasi berhasil dievakuasi, saat ini pihaknya fokus pencarian terhadap dua nelayan yang hilang tenggelam.

Satu nelayan sudah ditemukan di perairan Laut Kabupaten Cianjur dalam kondisi meninggal dunia atas nama Rahmat alias Ehek.

"Tim SAR gabungan menemukan jasad korban tenggelam atas nama Rahmat alias Ehek (51) sekitar 14 km dari lokasi musibah atau tepatnya di perairan Laut Kabupaten Cianjur," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Sukabumi Suryo Adianto di Sukabumi, Kamis (17/10/2024), dikutip dari Antara.

Suryo mengatakan, korban yang merupakan warga Kampung Babakan Panjang, RT 11/03, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuled ditemukan dalam kondisi terlentang di pantai.

Tim SAR yang menemukan jasad nelayan ini langsung melakukan evakuasi dan membawanya ke rumah duka melalui jalur darat.

Tersisa dua nelayan yang belum ditemukan. Pencarian nelayan tenggelam ini selain dengan melakukan penyisiran di darat dan di tengah laut sekitar lokasi kejadian, tim SAR juga mengerahkan drone untuk melakukan pemantauan dari udara.

Adapun identitas dua nelayan yang belum ditemukan yakni Dede Yusuf (28) warga Kampung Rancaerang, RT 03/06, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuled dan Rohmat alias Imat (36) warga Kampung Puncak Malanding, RT 01/02, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuled.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong