BGN Siap Beri Sanksi Pengelola SPPG Jika Terbukti Jadi Penyebab Keracunan Massal MBG di Kupang

05 Aug 2025

IVOOX.id – Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan kesiapannya memberikan sanksi tegas kepada pengelola Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) yang terbukti menjadi penyebab insiden dugaan keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 8 Kota Kupang. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan pangan dan kualitas gizi bagi jutaan anak penerima program MBG.

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menjelaskan bahwa penghentian sementara operasional SPPG hingga pergantian pengelola dapat dilakukan jika hasil investigasi membuktikan adanya pelanggaran serius. “Seperti kasus di Bogor sebelumnya, SPPG dihentikan operasionalnya selama satu bulan untuk investigasi, bahkan personelnya diganti. Hal yang sama bisa dilakukan di Kupang jika memang terbukti,” ujarnya saat meninjau sekolah tersebut, Senin (4/8/2025).

Selain ancaman sanksi, BGN tengah membahas kompensasi bagi siswa dan orang tua yang terdampak insiden ini. Tigor mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi langsung ke dapur gizi penyedia MBG untuk menilai proses pengolahan, kebersihan, dan kualitas bahan pangan yang digunakan. “Kami sudah memberikan masukan terkait perbaikan. Jika tidak dipenuhi, akan ada teguran keras hingga sanksi. Bila ditemukan bahan pangan tidak layak, pengelola akan mendapat teguran khusus,” katanya.

Sejak diluncurkan pada 17 Februari 2025, program MBG telah menjangkau sekitar 8 juta anak di seluruh Indonesia. Tigor mengakui bahwa keamanan pangan dan potensi praktik korupsi menjadi dua risiko terbesar yang diawasi ketat oleh BGN. “Kontaminasi bisa saja terjadi selama proses produksi karena pekerja dapur mulai bekerja sejak dini hari. Kami akan mengevaluasi seluruh proses agar kasus serupa tidak terulang,” ujarnya.

BGN berjanji melakukan evaluasi menyeluruh serta perbaikan tata kelola program untuk memastikan keselamatan dan kesehatan anak-anak tetap terjaga. “Kami prihatin dengan apa yang terjadi. Tugas kami memastikan sistem diperbaiki, keamanan pangan dijaga, dan insiden seperti ini tidak terulang,” kata Tigor.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong