Distribusi Logistik dan Operasi SAR Huta Nabolon Terkendala Banjir Susulan
IVOOX.id – Banjir susulan yang turut serta membawa balok-balok kayu besar menghentikan sementara upaya distribusi bantuan logistik dan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban hilang di Kelurahan Huta Nabolon, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Minggu, 7 Desember 2025.
Mengutip Antara, Kelurahan Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan yang paling terdampak bencana banjir disertai tanah longsor di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah baik jumlah korban jiwa maupun kerusakan permukiman dan infrastruktur sejak 25 November.
Dari pantauan Antara, di Lingkungan IV, Huta Nabolon, tampak air berwarna coklat pekat mulai mengalir dari perbukitan di arah utara setelah hujan deras mengguyur wilayah itu siang sekitar pukul 11.00 WIB.
Hujan sempat mereda, tapi selang dua jam hujan kembali deras dan kabut menutupi pandangan hingga jarak pandangan kurang dari 100 meter.
Air tidak lagi mengikuti alur sungai yang ada namun sudah tumpah ruah dari segala sisi. Arus yang paling deras tentu mengikuti alur banjir sebelumnya, yang mana itu adalah jalan raya penghubung utama Huta Nabolon - Tukka.
Di saat yang bersamaan juga sedang dilangsungkan penyaluran bantuan logistik kebutuhan pokok berupa sembako, selimut hingga peralatan dapur yang memang sangat dibutuhkan oleh warga Huta Nabolon.
Penyaluran bantuan berjalan kondusif, warga mengantre di sebuah truk barang untuk mendapatkan paket bantuan yang porsinya sudah ditetapkan oleh petugas dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah itu.
Namun bagi sejumlah warga yang tinggal di perbukitan meliputi Desa Sigiring-giring, Saurmanggita dan Tapianauli belum bisa mengakses bantuan itu karena jalur satu-satunya yang bisa mereka lewati sedang tergenang banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa.
Sementara itu, tim petugas gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan segenap unsur pemerintah daerah juga terpaksa menghentikan operasi SAR. Padahal mereka baru saja menemukan beberapa titik gundukan tanah yang diduga menimbun jasad warga.
Karena alasan keselamatan menghindari banjir susulan dan kondisi jaringan telekomunikasi yang belum stabil maka tim SAR memutuskan kembali ke Posko Gabungan di GOR Pandan.
Setidaknya hingga pukul 17.50 WIB hujan masih terus mengguyur, dan warga hanya bisa berharap banjir tidak semakin meninggi hingga mengakibatkan kerusakan kambali atau bahkan korban jiwa.
Harapan tersebut tidaklah sederhana, mengingat batang kayu dan bebatuan berukuran sebesar empat- enam meter masih berserakan.
Material yang dibawa banjir dua pekan yang lalu itu telah menghancurkan rumah bagi sedikitnya 150-200 kepala keluarga di kawasan Lingkungan IV.
Kawasan itu pula yang saat peristiwa banjir pertama kali videonya viral diberbagai kanal media sosial.
Warga Bertahan dari Dinginnya Malam Tanpa Pakaian
Sedikitnya ada puluhan orang warga Lingkungan IV, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara yang bertahan di tengah gelap dan dinginnya malam tanpa pakaian bersih.
"Pakaian yang sedang kami jemur, kami bagikan semua ke tetangga pak, tidak ada pakaian mereka," kata Margembira Gultom (41 tahun), warga Lingkungan IV, Kelurahan Huta Nabolon saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Antara.
Tidak hanya membagikan pakaian bersih, Margembira juga menjadikan rumahnya sebagai tempat pengungsian darurat, di mana semua fasilitas yang ada bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh para warga sekitar yang terdampak.
Rumah yang dihuni Margembira bersama ayah, ibu, istri dan seorang anaknya itu selamat dari amukan banjir bandang yang meluluhlantakkan mayoritas rumah - fasilitas infrastruktur di kawasan Lingkungan IV.
Hal tersebut dikarenakan rumah sederhana yang beratapkan seng itu berada di sebuah bukit, yang jauh lebih tinggi dari banyak rumah lainnya dan dari alur aliran banjir di Lingkungan IV.
"30 KK ada yang tinggal bersama kami di sini. Pak tahu tidak, kami delapan liter beras dimasak untuk sekali makan, karena tidak ada lagi lauk saat itu saya potong babi dan lembu ternak kami untuk dibagi-bagikan," ungkapnya.
Namun beruntung, ia mengakui bahwa saat ini kondisi mereka saat ini jauh lebih baik karena bantuan logistik kebutuhan pokok sudah mulai tiba, baik dari pemerintah maupun keluarga.
"Juga sudah ada bantuan genset untuk penerangan. Hanya saja itu pak pakaian bersih dan layak pakai yang dibutuh sekali pakaian kami ini apalagi cuaca masih hujan terus ini air bisa kembali naik," cetusnya.
Namun selain bantuan pokok, menurut dia, pengerahan alat berat seperti ekskavator menjadi yang paling di harapkan warga saat ini, karena selain untuk membersihkan material, juga perlu untuk menormalisasi tiga aliran sungai yang mengelilingi wilayah itu dan juga untuk mencari korban hilang yang masih tertimbun.
"Masih banyak sekali saudara kami yang tertimbun pak, sudah dua Minggu ini masa tidak bisa kirim alat berat apalagi Lingkungan IV ini, hancur sudah semua rumah-rumah kami rata dengan tanah. Tolong cari mereka para orang tua kami yang hilang sampai bisa ditemukan," ungkapnya.
Kelurahan Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan yang paling terdampak bencana banjir disertai tanah longsor di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, baik jumlah korban jiwa maupun kerusakan permukiman dan infrastruktur sejak 25 November.
Kawasan itu pula yang menjadi lokasi di mana banjir membawa serta balok-balok kayu besar saat peristiwa banjir dua pekan lalu, yang videonya viral di berbagai kanal media sosial.
Material yang dibawa banjir itu telah menghancurkan rumah bagi sedikitnya 150-200 kepala keluarga di kawasan Lingkungan IV.
Jalan utama yang menghubungkan Huta Nabolon - Tukka terputus sehingga menjadi daerah yang sulit dijangkau bala bantuan hingga hari ke-13 masa tanggap darurat bencana ini.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?