Gencatan Senjata Israel dan Hamas, ICRC Siap Mengelola Pertukaran Tahanan
IVOOX.id – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan kesiapannya untuk mengelola semua aspek pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas di bawah perjanjian gencatan senjata baru, ujar juru bicara ICRC pada Sabtu (18/1/2025).
“Kami siap melaksanakan semua aspek operasi ini dan mengimplementasikan kesepakatan antara kedua pihak, yang akan memungkinkan reuni keluarga di seluruh wilayah Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina," kata juru bicara tersebut kepada wartawan, dikutip dari Antara, Minggu (19/1/2025).
Juru bicara itu menambahkan pihaknya juga siap melaksanakan pengiriman bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza.
ICRC tengah mempersiapkan operasi berskala besar yang mencakup logistik transportasi, peningkatan jumlah staf, distribusi pasokan darurat, pelatihan bagi tenaga medis yang akan menangani para tahanan yang dibebaskan, serta perencanaan keamanan yang cermat, tambahnya.
Sementara, menjelang pelaksanaan gencatan senjata, Minggu, persiapan akhir sedang dilakukan di Kota Arish, Mesir, untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui perbatasan Rafah, dengan dua menteri Mesir mengawasi langsung upaya tersebut.
Mengutip Antara, Menteri Kesehatan Khaled Abdel Ghaffar dan Menteri Solidaritas Sosial Maya Morsy tiba di Bandara Arish pada Sabtu (18/1/2025) untuk memeriksa kesiapan rumah sakit dalam menerima warga Gaza yang terluka dan memantau persiapan akhir pengiriman bantuan ke Jalur Gaza, menurut laporan kantor berita Mesir.
Pada Jumat (17/1/2025) malam, saluran berita AlQahera melaporkan bahwa sejumlah besar truk bantuan telah berbaris di perbatasan Rafah dan siap memasuki Gaza.
Truk-truk tersebut dilaporkan membawa sebanyak puluhan ribu kebutuhan pokok untuk warga Gaza.
Arish, bersama dengan bandara yang terletak di Sinai Utara, berfungsi sebagai pusat penerimaan dan pengangkutan bantuan kemanusiaan internasional menuju Gaza.
Pengiriman bantuan telah terhenti sejak Mei 2024, ketika pasukan Israel menduduki sisi Palestina dari perbatasan Rafah.
Terpisah, Mengutip Antara, Kantor Media Tahanan yang berbasis di Gaza mengumumkan pada Sabtu (18/1/2025) bahwa daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan akan dipublikasikan sebelum hari pertukaran dilakukan, sesuai mekanisme yang disepakati dengan pihak Israel.
Kantor tersebut menjelaskan bahwa publikasi daftar tahanan oleh Israel untuk tahap pertama pertukaran adalah tindakan sepihak yang sepenuhnya berada di bawah kewenangan otoritas Israel.
Lebih lanjut, mereka menambahkan bahwa mekanisme pembebasan akan disesuaikan dengan jumlah tahanan yang akan dibebaskan serta kategori mereka.
Proses ini akan berlangsung sepanjang tahap pertama perjanjian, yang dijadwalkan selama 42 hari.
"Kami akan mempublikasikan daftar tersebut sebelum setiap hari pertukaran, sesuai mekanisme yang telah disepakati dalam ketentuan gencatan senjata," demikian pernyataan Kantor Media Tahanan Gaza, dikutip dari Antara.
Pada Sabtu(18/1/2025) pagi, Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza akan mulai berlaku pada Minggu pukul 08.30 waktu setempat.
Otoritas Kehakiman Israel telah menerbitkan daftar 735 tahanan Palestina yang akan dibebaskan, selain daftar sebelumnya yang mencakup 95 nama.
Namun, juru bicara Komisi Urusan Tahanan Palestina, Thaer Shreith, menyoroti adanya kesalahan dalam daftar awal tersebut, seperti dimasukkannya sejumlah nama tahanan perempuan yang telah dibebaskan sebelumnya dan tidak lengkapnya rincian untuk 10 tahanan lainnya.
Shreith mendesak para mediator dari Qatar dan Mesir untuk menangani ketidaksesuaian ini, menegaskan bahwa otoritas Israel tidak boleh dibiarkan menciptakan kebingungan di kalangan publik Palestina atau keluarga para tahanan.
Qatar, pada Rabu (15/1/2025), mengumumkan kesepakatan gencatan senjata tiga tahap untuk mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan Israel yang mematikan di Jalur Gaza. Gencatan senjata ini dijadwalkan berlaku pada Minggu (19/1/2025).
Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 46.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 110.600 orang terluka akibat perang dan genosida yang dilakukan zionis di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang mereka lakukan di wilayah tersebut.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?