IVOOX.id – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa hingga saat ini Jakarta masih menyandang status sebagai ibu kota negara. Ia menjelaskan bahwa pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menunggu peraturan presiden (Perpres), yang hingga kini belum ditandatangani.  

Pernyataan itu disampaikan Pramono dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta saat menyampaikan pidato perdana sebagai Gubernur Jakarta periode 2025-2030. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyapa para mantan gubernur Jakarta yang hadir, seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama, hingga Anies Baswedan. 

Pramono mengaku tidak pernah membayangkan dirinya akan memimpin Jakarta. Ia menyebut, meski telah menjadi pejabat negara selama 25 tahun, ia baru dua kali menginjakkan kaki di Balai Kota. 

"Hari ini saya dan Bang Doel diberikan amanah untuk memimpin Jakarta. Saya ingin berterima kasih dan berharap kerja sama yang baik antara Pemprov dan DPRD Jakarta. Jika kita ingin Jakarta maju, maka kerja sama itu harus dilakukan dengan tulus dan penuh komitmen," ujarnya, Kamis (20/2/2025). 

Terkait status Jakarta sebagai ibu kota, Pramono menjelaskan bahwa meski Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 telah menetapkan Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota, pemindahan resmi masih menunggu Perpres. 

"Menurut undang-undang, pemindahan ibu kota harus melalui Perpres. Saya sendiri pernah terlibat dalam penyusunannya, dan sampai saat ini, Perpres itu belum ditandatangani. Bahkan, Mendagri dan Presiden menyatakan bahwa Jakarta masih menjadi ibu kota negara," ujarnya. 

Selain membahas status ibu kota, Pramono menekankan pentingnya menjadikan Jakarta sebagai kota global. Ia mengatakan, Jakarta harus bersaing di tingkat internasional dan menargetkan masuk dalam 20 kota global terbaik pada tahun 2045. 

"Jakarta tidak lagi hanya bersaing di dalam negeri, tetapi harus menjadi kota global. Untuk itu, perlu ada kerja sama dari semua pihak agar target tersebut tercapai," katanya.