IHSG Berpotensi Terus Menguat Pekan ini

28 Apr 2025

IVOOX.id – Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, mengungkapkan dari sisi teknikal, IHSG masih berpeluang melanjutkan kenaikan menuju kisaran 6.700 hingga 6.900, dengan level resistance kuat di Moving Average (MA) 50 monthly di 6.850 dan MA200 weekly di 6.900.

"Selama IHSG bertahan di atas support penting di 6.500 minggu ini, peluang menuju resistance tersebut tetap terbuka," kata Dimas dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Senin (28/4/2025).

Namun ia mengingatkan, penguatan yang terjadi lebih bersifat sementara (mark up) dan belum menunjukkan tanda pembalikan tren turun (downtrend) secara permanen, mengingat arus dana asing (foreign flow) masih mencatatkan outflow dan situasi pasar global belum menunjukkan perubahan besar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 3,74% selama sepekan dan berakhir di level 6.678 pada perdagangan Jumat, 25 April 2025.

Sepanjang minggu lalu, sentimen pasar masih relatif sepi, didominasi oleh perkembangan rencana negosiasi perang dagang yang belum menghasilkan kebijakan konkret. Asing tercatat melakukan outflow sebesar Rp 740 miliar.

Dimas mencatat, penguatan IHSG didorong dua sektor utama. IDX Property menguat 5,5% berkat lonjakan saham PANI sebesar 17%, menyusul rencana RUPS pada 15 Mei mendatang yang diharapkan akan membahas pembagian dividen.

Sementara itu, sektor IDX Technology naik 5,2% dipimpin saham DCII. Meski penguatan DCII lebih karena momentum pasar tanpa adanya sentimen spesifik, volatilitas saham ini tetap tinggi.

Dimas mengingatkan beberapa sentimen penting yang perlu dicermati dalam pekan perdagangan singkat 29 April-2 Mei 2025, mengingat 1 Mei libur memperingati Hari Buruh.

Pertama, keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ) yang diperkirakan tetap bertahan di 0,5%. Namun, potensi kenaikan suku bunga ke depan bisa memicu Carry Trade, mengingat sejarah tekanan pasar global saat BOJ menaikkan bunga mendadak di 2024.

Kedua, rilis laporan keuangan kuartal I-2025 dari emiten besar seperti ADMR, BBNI, TLKM, ADRO, BMRI, GOTO, INC, BRIS, BBRI, ISAT, dan SMGR. Kinerja yang baik dapat menjadi katalis positif untuk saham-saham terkait.

Ketiga, laporan Non-Farm Payrolls AS untuk April yang diperkirakan melemah ke 130.000, dari 228.000 di Maret. Hasil ini akan mempengaruhi ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed, yang saat ini probabilitas pemotongan bunganya di Mei hanya 10%.

Dimas menambahkan, melemahnya harapan penurunan suku bunga Fed bisa menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong