IVOOX.id – Tenaga Kesehatan (nakes) jadi ujung tombak layanan kesehatan. Kehadirannya tak lepas dari upaya untuk memberikan jasa terbaik dan mengabdi kepada masyarakat, khususnya pasien baik di rumah sakit, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.

Oleh karena itu, komunikasi yang baik sangat diperlukan oleh nakes agar relasi mereka dengan pasien dapat dijalin dengan baik. Salah satu yang patut disiapkan adalah komunikasi pelayanan kesehatan yang harus dipahami oleh setiap individu nakes.

“Para nakes harus memahami dan mempelajari Komunikasi Pelayanan Kesehatan untuk membangun hubungan yang baik antara penyedia layanan atau dalam hal ini adalah nakes kepada pasien,” ujar Rah Utami Nugrahani, Ph. D, dosen Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University.

Hal ini disampaikan Rah Utami pada acara Pengabdian Kepada Masyarakat yang digelar Jumat (7/7/2023) di Oetomo Hospital, Bandung, Jawa Barat.

Rah Utami menambahkan, agar Komunikasi Pelayanan Kesehatan ini bisa berlangsung dengan baik, ada lima langkah yang bisa dipraktikan oleh nakes.

“Pertama, speak slowly di mana nakes menjelaskan secara detail dan tidak terburu buru kepada pasien,” ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Ivoox.id, Sabtu (8/7/2023).

Kedua, teach back yaitu langkah nakes untuk meminta pasien mengulangi penjelasan yang diberikan. Ketiga, encourage questions yaitu nakes mendorong pasien untuk memberikan pertanyaan terkait penjelasan yang diberikan.

Adapun langkah keempat yaitu plain language yaitu nakes sebaiknya menggunakan bahasa sederhana saat menjelaskan kepada pasien agar mudah dipahami. Kemudiaan langkah kelima, show examples yakni nakes memberikan gambaran dengan contoh nyata kepada pasien.

Rah Utami Nugrahani, Ph. D, dosen Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University tengah memaparkan pentingnya membangun komunikasi pelayanan kesehatan kepada para nakes di RS Oetomo Bandung, Jumat (7/7/2023). (FKB/Aiza)

Aiza Nabilla Arifputri, pemateri lain, menambahkan nakes juga harus punya sejumlah prinsip penting dalam memberikan komunikasi pelayanan kesehatan yaitu menggunakan rasa empati, keterbukaan, dan melaksanakan komunikasi dua arah dengan pasien.

“Walaupun dalam kenyataannya tidak akan mudah untuk dilaksanakan, nakes tetap harus memberikan komunikasi pelayanan kesehatan dengan tenang dan perlahan,” katanya.

Selain menyimak materi yang dipaparkan, para nakes yang menjadi peserta pengabdian masyarakat ini juga diberi kesempatan untuk menuliskan kalimat apa saja yang menggambarkan kesulitan saat melakukan pelayanan kepada pasien.

Setelah menuliskan kalimat tersebut, nakes secara sukarela maju ke depan kelas untuk melakukan praktik dan simulasi komunikasi pelayanan kesehatan yang baik dan benar.