IVOOX.id – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menilai teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi penghubung penting antara pencari kerja dan dunia usaha. Asisten Deputi Pendampingan Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Kementerian UMKM, Edhi Kusdiarwoko Dwi Kencono, menyebut bahwa pihaknya terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, untuk mendorong penerapan AI dalam mendukung tenaga kerja berkualitas.

“Teknologi, dalam hal ini AI, akan mempermudah kita menghasilkan pekerja yang baik, bertalenta, dan menguasai teknologi,” kata Edhi saat peluncuran aplikasi JobCity.id di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).

Edhi menjelaskan bahwa AI dapat membantu proses rekrutmen hingga pengembangan keterampilan pekerja. Dengan tenaga kerja yang terampil, skala usaha UMKM berpotensi meningkat signifikan. Berdasarkan data BPS, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,3 juta dari total 285,1 juta penduduk, berkontribusi sekitar 61% terhadap PDB nasional dan menyerap 98% tenaga kerja.

“Kontribusi UMKM terhadap perekonomian kita sangat besar. Sinergi teknologi, termasuk AI, menjadi bagian penting untuk membangun dunia usaha yang berkelanjutan dan mampu bersaing secara global,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga mengungkapkan rencana pembuatan platform agregator lowongan kerja berbasis AI. Koordinator Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Pasar Kerja Kemnaker, Sigit Ary Prasetyo, mengatakan langkah ini bertujuan memperkuat pemutakhiran aplikasi dan menyediakan informasi pekerjaan yang lebih valid bagi masyarakat.

“Kita perlu lebih banyak platform yang mendorong efisiensi, keterbukaan, dan partisipasi. AI bukanlah pengganti manusia, tetapi alat untuk mempercepat koneksi antara tenaga kerja dan peluang yang tepat,” kata Sigit.

JobCity Job Fair 2025 Resmi Dibuka

JobCity Job Fair (JCJF) 2025 resmi dibuka pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Nareswara Ballroom, SMESCO Indonesia, Jakarta. Mengusung tema “AI dan Masa Depan Lapangan Kerja di Indonesia”, ajang ini sekaligus menjadi grand launching aplikasi JobCity yang diharapkan menjadi jembatan strategis antara pencari kerja, UMKM, perusahaan, dan pemangku kebijakan dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan adaptif di era digital.

Acara dua hari ini ditargetkan menarik ribuan peserta dari berbagai sektor. Direktur JobCity, Adi Witono, menegaskan bahwa platform ini hadir untuk menjawab tantangan kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja UMKM dengan karakteristik generasi muda, khususnya Gen Z, dalam mencari pekerjaan.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional, sementara Gen Z adalah kekuatan baru di dunia kerja. Tanpa sistem yang mempertemukan keduanya secara tepat, mismatch akan terus terjadi. JobCity hadir dengan teknologi AI untuk menyatukan dua dunia ini secara efisien dan bermakna,” ujarnya.

JobCity menggunakan pemetaan CV dan kecocokan profil secara real-time yang memungkinkan UMKM menemukan kandidat sesuai dengan cepat dan hemat biaya. Bagi Gen Z, sistem ini memberikan pengalaman rekrutmen yang lebih transparan, interaktif, dan relevan dengan gaya kerja digital.

Asisten Deputi Pendampingan Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Kementerian UMKM RI, Edhi Kusdiarwoko Dwikuncono mengatakan, JobCity menjadi harapan baru bagi ekosistem UMKM dan dunia kerja.

“Kami mendukung JobCity sebagai bagian dari keberlanjutan usaha dan pembuka peluang kerja di sektor UMKM. Dari 286 juta penduduk Indonesia, ada 64,3 juta yang berkecimpung sebagai pengusaha UMKM. Sinergi ini diharapkan mempermudah akses dan meningkatkan kualitas dunia usaha agar mampu bertahan menghadapi tantangan global,” katanya.

Selain rekrutmen, JCJF 2025 juga menghadirkan ruang diskusi publik, kolaborasi lintas sektor, talkshow, dan booth interaktif dari puluhan perusahaan. Acara ini berlangsung hingga Rabu, 6 Agustus 2025.

JobCity.id sendiri merupakan platform digital rekrutmen berbasis big data dan AI yang berkomitmen menghadirkan solusi pencarian kerja dan rekrutmen yang lebih cepat, cerdas, dan personal, sekaligus mendorong kesetaraan akses bagi seluruh lapisan tenaga kerja.