Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru, Komisi IV DPR Minta Pemerintah Lakukan Langkah Sistematis
IVOOX.id – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026, sejumlah wilayah kembali mengalami lonjakan harga pangan. Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menilai kondisi ini tidak boleh terus dianggap sebagai pola tahunan yang wajar, melainkan harus diselesaikan dengan langkah yang lebih strategis. Ia menegaskan bahwa gejolak harga berbagai komoditas seperti beras, cabai, bawang, serta produk hortikultura lainnya, menunjukkan adanya persoalan struktural dalam pengelolaan pangan nasional.
Menurut Daniel, kenaikan harga yang terjadi setiap akhir tahun bukan hanya disebabkan meningkatnya permintaan masyarakat. Ia menyebut ada faktor lain yang lebih mendasar, seperti cuaca ekstrem, distribusi yang tidak efisien, hingga ketergantungan pada impor untuk sejumlah bahan baku. “Kenaikan harga pangan ini bukan sekadar soal permintaan meningkat menjelang liburan, tetapi menandakan adanya kelemahan mendasar dalam tata kelola pangan nasional yang harus segera dibenahi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Senin (24/11/2025).
Sejumlah pasar di Jakarta dan Jawa Barat telah melaporkan kenaikan harga sejak awal pekan. Di Pasar Kebayoran Lama, daging ayam kini dijual Rp50.000 per kilogram atau naik Rp5.000 dibanding pekan sebelumnya. Tomat juga mengalami kenaikan dari Rp15.000 menjadi Rp18.000 per kilogram, sementara cabai keriting menyentuh Rp70.000 dan cabai rawit Rp50.000 per kilogram. Kondisi serupa terjadi di Bandung, di mana cabai-cabaian naik hingga Rp20.000 per kilogram dalam tiga minggu terakhir, disertai peningkatan harga pada brokoli, pakcoy, sawi, dan wortel.
Daniel menilai intervensi jangka pendek pemerintah, seperti operasi pasar atau penyaluran beras SPHP, belum cukup menjangkau seluruh daerah yang membutuhkan. “Langkah-langkah itu penting, namun tidak cukup untuk memastikan stabilitas harga di tingkat konsumen maupun keberlanjutan pendapatan petani dan pelaku usaha kecil,” ujarnya.
Ia juga mengkritisi tingginya biaya logistik, terutama di wilayah timur Indonesia, yang membuat harga komoditas makin sulit ditekan. Selain itu, kenaikan harga pakan global berdampak langsung pada peternak rakyat, sehingga memicu kenaikan harga ayam dan telur.
Daniel menilai modernisasi sektor pertanian dan penguatan produksi pangan nasional harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, pemanfaatan teknologi yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim serta pembenahan infrastruktur distribusi harus segera dipercepat. “Jika ketergantungan pada faktor cuaca dan impor tidak dikurangi, maka stabilisasi harga hanya akan menjadi agenda tahunan yang melelahkan,” katanya.
Ia memastikan Komisi IV DPR akan terus mengawal kebijakan pangan pemerintah agar benar-benar berpihak pada petani dan konsumen. “Stabilitas pangan bukan hanya soal harga, tetapi juga menyangkut ketahanan sosial dan keberlanjutan ekonomi daerah,” kata Daniel.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?