Menteri KKP Targetkan Tukar Utang RI dengan Kesepakatan Konservasi

21 Oct 2024

IVOOX.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan upaya pelunasan utang yang dikonversi menjadi skema pembiayaan kelestarian lingkungan. Artinya Indonesia tak perlu lagi membayar utang kepada kreditur sejumlah yang disepakati. Namun sebagai gantinya Indonesia akan menjalin kerja sama dengan mengalihkan utang tersebut untuk membiayai kelestarian lingkungan.

"Salah satunya hutang kita kepada negara lain yang kita bisa konversi menjadi tidak perlu membayar ke sana, tapi kita ubah menjadi untuk pembiayaan kelestarian lingkungan. Jadi seperti rehabilitasi mangrove, rehabilitasi padang lamun, rehabilitasi koral dan lain sebagainya," ujar Trenggono dalam konferensi Pers di Gedung KKP pada Senin (21//10//2024).

Trenggono mengatakan hal itu akan menjadi salah satu target dalam program kerjanya sebagai Menteri KP di masa pemerintahan Presiden Prabowo. Pemerintah kata dia akan mulai menyampaikan rencana-rencana tersebut kepada negara-negara pemberi utang sehingga tujuan untuk penjagaan lingkungan pun dapat tercapai.

"Itu yang tujuannya adalah untuk penjagaan lingkungan. Jadi sudah dimulai mudah-mudahan bisa berhasil dengan baik, apabila ini nanti bisa berhasil dengan baik, maka seluruh hutang-hutang kita mungkin sebagian bisa menjadi sebagian besar. Itu kita bisa berupaya untuk menyampaikan ke negara-negara pemberi utang tentunya," katanya.

Trenggono berharap upaya Debt Swap atau pertukaran utang ke perjanjian konservasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap menurunnya jumlah utang Indonesia. Setidaknya dia menargetkan 20 persen dari total utang RI dapat dialihkan ke kesepakatan konservasi.

"Jadi kalau ini nanti berhasil, bayangin tuh Rp8 ribu triliun. Kalau saya bisa 20 persen aja. Kurangin itu untuk kepentingan pembangunan ekologi kita," katanya.

Selain itu Trenggono juga berencana menyasar upaya Debt Swap ini untuk konservasi Kawasan yang ada di darat, misalnya penghijauan Kembali hutan-hutan. Meski begitu dia mengakui program ini harus dilakukan dalam jangka Panjang.

"Nanti pembangunan ekologi juga misalnya kawasan konservasi yang di darat. Misalnya penanaman gunung-gunung itu dengan mengembalikan jadi hutan-hutan yang lebat. Dampak erosi dan sebagainya, sedimentasi di laut tidak akan terjadi. Jadi misi panjang sih, tapi paling tidak harus kita lakukan," katanya.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong