Neraca Perdagangan Indonesia Masih Surplus 19,48 Miliar Dolar AS hingga Juni 2025

02 Aug 2025

IVOOX.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 19,48 miliar dolar AS sepanjang periode Januari hingga Juni 2025, atau naik 3,90 miliar dolar AS dibanding periode yang sama tahun lalu. Indonesia telah mencatatkan surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Secara rinci,nilai ekspor sepanjang Januari-Juni 2025 tercatat 135,41 miliar dolar AS , lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai 115,94 miliar dolar AS .

”Surplus sepanjang Januari-Juni 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 23,81 miliar dolar AS , sementara komoditas migas masih mengalami defisit 8,83 miliar dolar AS ,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam Rilis BPS di Jakarta Jumat (1/8/2025).

Pudji mengatakan, nilai ekspor Januari-Juni 2025 naik 7,70 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Menurutnya peningkatan ini terutama didorong oleh sektor industri pengolahan, yang mencatat nilai ekspor sebesar 107,60 miliar dolar AS , atau naik 16,57 persen.

Sejumlah komoditas unggulan kata dia masih menunjukan kinerja positif sepanjang Januari-Juni 2025. Misalnya ekspor besi dan baja capai 13,79 miliar dolar AS , naik 9,79 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya naik 24,81 persen menjadi 11,43 miliar dolar AS . Meski begitu, tak semua komoditas unggulan mencatat kinerja positif. Ekspor batubara turun 21,09 persen menjadi 11,97 miliar dolar AS .

”Total ketiganya memberikan share sekitar 28,97 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Juni 2025," ujar Pudji.

”Tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Share ketiga negara ini sekitar 41,34 persen dari total ekspor non migas Indonesia pada Januari-Juni 2025," lanjutnya.

Tiongkok tetap menjadi pasar ekspor utama komoditas non migas Indonesia dengan nilai mencapai 29,31 miliar dolar AS (22,83 persen), disusul Amerika Serikat sebesar 14,79 miliar dolar AS (11,52 persen) dan India sebesar 8,97 miliar dolar AS (6,99 persen).

Ekspor ke Tiongkok didominasi oleh besi dan baja, bahan bakar mineral, serta produk nikel. Sementara ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya.

Dari sisi impor, nilai impor Indonesia pada Januari-Juni 2025 mencapai 115,94 miliar dolar AS atau meningkat 5,25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penyumbang utama masih berasal dari sektor non migas, dengan nilai impor 100,07 miliar dolar AS , naik 8,60 persen.

Sedangkan impor sektor migas mengalami penurunan sebesar 11,91 persen menjadi 15,86 miliar dolar AS . Dilihat dari sisi penggunaan, peningkatan impor terjadi pada bahan baku atau penolong, serta barang modal.

”Nilai impor barang modal, sebagai andil utama peningkatan impor, mencapai 23,00 miliar dolar AS atau naik 20,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Pudji.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong