Pakar Sarankan Indonesia Perlu Adopsi Keberhasilan India Tekan Harga Obat dan Alat Kesehatan
IVOOX.id – Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan Indonesia perlu menindaklanjuti keberhasilan India dalam memfasilitasi harga obat dan alat kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Tjandra merespons kerja sama bilateral Indonesia-India di sektor kesehatan, melalui kunjungan kehormatan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka Hari Republik Ke-76 India.
"Indonesia perlu menindaklanjuti tentang murahnya harga obat dan alat kesehatan di India," katanya, dikutip dari Antara, Minggu (26/1/2025).
Tjandra menceritakan pengalamannya selama bertugas sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara di India pada 2015-2020, bahwa selama tinggal di sana, ia rutin mengonsumsi obat-obatan yang dibeli di New Delhi untuk menjaga kesehatannya, termasuk mengontrol kolesterol dan tekanan darah.
Selain itu, banyak teman dokter dan profesor di Indonesia menitipkan obat kepadanya. Pengalamannya menunjukkan bahwa mutu obat di India terjamin baik dan efektif menjaga kesehatan.
Berikut adalah perbandingan harga obat yang dikonsumsi Tjandra di Jakarta dan India, yang menunjukkan perbedaan harga yang signifikan. Atorvastatin 20 mg di Jakarta mencapai Rp 6.160 per tablet, sementara di India hanya Rp 1.000, atau enam kali lebih murah.
Selanjutnya, Clopidogrel 75 mg di Jakarta dihargai Rp 7.835 per tablet, sedangkan di India hanya Rp 1.540, lima kali lebih murah. Untuk Telmisartan 40 mg, harganya di Jakarta adalah Rp 5.198, sementara di India hanya Rp 1.500.
Terakhir, obat hipertensi Concor 2.5 mg yang di Jakarta dihargai Rp 10.711, di India hanya Rp 1.560 per tablet.
"Jadi, untuk obat ini harga di Jakarta rata-rata enam kali lebih tinggi dari harga di New Delhi," katanya.
Ia mengatakan semua kemasan obat di kota mana pun di India selalu mencantumkan informasi harga pasaran yang mudah diakses publik.
"Jadi, kita mau beli di kota mana pun di India maka harganya sama persis, dan tentu dikontrol ketat oleh pemerintahnya. Ini suatu contoh yang baik kalau bisa diterapkan juga di negara kita," katanya.
Tingginya harga di Indonesia, kata Tjandra, bukan hanya pada obat tapi juga alat kesehatan, yang berdampak pada harga pelayanan kesehatan jadi lebih mahal.
"Kita tunggu langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah, sehingga obat yang masyarakat kita konsumsi dapat jadi jauh lebih murah, sama seperti dinikmati rakyat India," katanya.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?