Perwakilan Mahasiswa Dialog dengan Mensesneg dan Mendikti bahas Tuntutan 17+8
IVOOX.id – Perwakilan elemen mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) berdialog seputar tuntutan 17+8 dengan perwakilan pemerintah selama 3 jam di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 September 2025, malam.
Mereka berdialog dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto yang mewakili Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi, kita ngobrol dari hati ke hati seperti apa pandangan-pandangan mahasiswa untuk memperbaiki hal-hal yang kurang untuk bisa membicarakan ide bagaimana supaya Indonesia lebih cepat maju, lebih cepat bisa memperbaiki hal yang ingin dicapai bersama," kata Brian sesuai dialog, dikutip dari Antara, Kamis (4/9/2025).
Brian mengatakan, pemerintah serius mencatat dan menindaklanjuti berbagai aspirasi yang disampaikan mahasiswa dalam pertemuan tersebut.
Ia menyebut, seluruh tuntutan yang muncul dalam diskusi telah dicatat untuk menjadi bahan perbaikan di berbagai sektor.
Brian menekankan, pemerintah menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah menyuarakan pandangan dan masukan secara konstruktif.
Menurutnya, diskusi semacam ini sebaiknya tidak hanya berlangsung saat situasi tertentu, melainkan bisa terus berkelanjutan agar pemerintah dan mahasiswa dapat saling mengisi serta bersama-sama melihat hal-hal yang perlu diperbaiki.
Terkait tindak lanjut, Brian memastikan aspirasi mahasiswa akan diteruskan kepada Mensesneg untuk kemudian disampaikan tidak hanya kepada Presiden, tetapi juga ke kementerian terkait sesuai dengan bidang masing-masing.
"Tentu akan disampaikan, tidak hanya ke Bapak Presiden, tapi juga ke kementerian-kementerian mana yang perlu kita perbaiki dan tingkatkan," ujarnya.
Dialog yang dimulai sejak pukul 18.30 WIB itu selesai pada pukul 21.45. Hadir dalam pertemuan tersebut sekitar 20 perwakilan mahasiswa dan OKP dari berbagai organisasi.
Perwakilan BEM SI Kerakyatan, Pasha, menyampaikan bahwa pemerintah merespons positif desakan mahasiswa agar Rancangan Undang-undang (RUU) Perampasan Aset segera disahkan.
"Tanggapan cukup baik. Tadi kami diberikan waktu, nanti belum tahu ya waktunya berapa lama, tapi tadi Bapak Mensesneg sudah memberikan respons yang cukup positif dan segera akan disampaikan ke Bapak Presiden," kata Pasha, dikutip dari Antara, Kamis (4/9/2025).
Menurut Pasha, pertemuan dengan pihak eksekutif ini melanjutkan aspirasi yang sebelumnya disuarakan mahasiswa di DPR.
Ia menekankan bahwa mahasiswa mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mendorong pembentukan tim investigasi terkait dugaan makar, serta memastikan agar RUU Perampasan Aset masuk ke dalam prioritas legislasi.
Selain itu, Pasha juga menegaskan bahwa BEM SI Kerakyatan bersama elemen mahasiswa lainnya tetap konsisten mengawal tuntutan “17+8” yang belakangan berkembang, termasuk menolak militerisme dan menegaskan supremasi sipil.
Mahasiswa, katanya, tidak menganggap pertemuan dengan pemerintah sebagai kemenangan final, melainkan awal dari pengawalan yang harus terus dilakukan masyarakat.
Senada, Paloma dari Universitas Yarsi yang juga koordinator BEM SI Kerakyatan wilayah Banten se-Jabodetabek menambahkan, pemerintah berkomitmen mengakomodir aspirasi mahasiswa dalam tempo secepat-cepatnya, meski belum ada kepastian tenggat waktu.
Ia menyatakan, jika tuntutan tidak dilaksanakan sesuai harapan, mahasiswa tidak menutup kemungkinan kembali menggelar aksi.
“Apa pun tuntutan yang kami sampaikan sudah diterima dengan baik, tinggal bagaimana pengawalan berikutnya,” ujar Paloma, dikutip dari Antara.
Terpisah, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengapresiasi para mahasiswa yang berkenan hadir dan menjadikan Istana Negara, Jakarta, sebagai ruang dialog bersama pemerintah.
Prasetyo, dalam sambutannya bahkan mengungkapkan bahwa dirinya telah meminta izin kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menggunakan Istana Negara dalam pertemuan ini.
“Saya tadi minta izin Bapak Presiden, meskipun bukan Bapak Presiden bolehkah kami pinjem? Silahkan, Istana itu bukan punya Presiden, itu adalah punya kita bersama-sama karena saya mau bertemu dengan adik-adik," katanya, dikutip dari Antara, Kamis (4/9/2025).
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan salam hormat Presiden kepada para perwakilan mahasiswa dan mempersilakan mereka menyampaikan apa yang menjadi kehendak demonstran.
Menteri Pras juga mengajak para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka tanpa terjebak pada istilah atau diksi yang kaku.
“Saya dan kami terus mempelajari apa yang menjadi aspirasi dari seluruh pihak apalagi dari adik-adik mahasiswa,” ucapnya.
Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 30 perwakilan organisasi kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi ekstra, di antaranya Himapolindo, BEM SI Kerakyatan, Fornasossmass, PB HMI, GMNI, GMKI, PMII, SEMMI, KAMMI, hingga Generasi Muda FKPPI.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?