Polisi Ungkap Kasus Love Scamming Banyak yang Dijalankan dari Balik Jeruji
IVOOX.id – Kasus penipuan bermodus asmara (love scamming) di Indonesia semakin banyak menelan korban. Salah satu temuan polisi mengungkap, pelaku kejahatan ini banyak yang berada di dalam penjara alias narapidana.
Temuan ini menjadi bagian disertasi yang ditulis oleh AKBP Dr. Bayu Suseno. Bayu menjelaskan hal ini dalam webinar nasional bertema “Komunikasi di Era Digital dan Kekerasan Berbasis Gender Online, Love and Lies: Navigating Online Romance Safely in the Digital Age” Selasa (21/5/2024) yang digelar secara daring.
Dalam acara hasil kerjasama Komunitas Relawan Siaga Cerdas (RSC), Center of Excellence (CoE) Dictum Universitas Telkom dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri ini terungkap, narapidana terbanyak yang jadi pelaku, masih meringkuk di lapas di Lampung dan menggunakan identitas palsu.
"Setelah saya berkolaborasi dengan relawan, akhirnya saya mendapatkan beberapa informan kunci. Mereka itu narapidana yang ada di lapas di Lampung. Kemudian saya wawancara dan pada akhirnya saya turun ke lapangan untuk melakukan penelitian lebih mendalam selama enam bulan, berpindah dari lapas ke lapas di Lampung," katanya.
Penelitian ini juga mengungkap para pelaku love scamming ini berpendidikan rata-rata tidak tamat sekolah dasar dan bahkan baru mengenal Facebook di dalam lapas. “Mereka bukanlah orang-orang yang memiliki kemampuan di bidang komputer,” kata Bayu yang juga Pembina Komunitas Relawan Siaga Cerdas (RSC).
Sasaran utama dari para pelaku, menurut penelitian, adalah orang-orang yang kesepian namun memiliki kemandirian secara finansial. Mereka melihat target dari penampilan dan perhiasan yang digunakan, serta dari pekerjaan.
Dalam penelitiannya melalui media sosial, Bayu menemukan adanya komunitas virtual dengan nama "Waspada Scammer Cinta". Komunitas ini menjadi wadah bagi korban dan masyarakat untuk saling berbagi informasi dan pengalaman terkait penipuan asmara.
"Saya menemukan sudah ada komunitas virtual dengan nama waspada scammer cinta, ada grupnya, saya kemudian bergabung dan saya mendapatkan ada beberapa data yang menarik," ujarnya.
Merujuk data yang dikumpulkan komunitas tersebut, diketahui bahwa akun Facebook yang paling banyak digandakan pada tahun 2017 adalah akun-akun polisi, dengan jumlah 251 akun.
"Dari data tersebut saya melihat ternyata akun-akun Facebook yang paling banyak digandakan adalah akun polisi di tahun 2017 yang lalu ada 251 akun diikuti dengan akun Facebook anggota TNI ada 37 akun, kemudian akun pramugara 29, dan pelaut 15 akun," jelas Bayu.

Tangkapan layar webinar nasional bertema “Komunikasi di Era Digital dan Kekerasan Berbasis Gender Online “Love and Lies: Navigating Online Romance Safely in the Digital Age” Selasa (21/5/2024) yang digelar secara daring. Ivoox.id/Fahrurrazi Assyar.
Pada webinar ini, Dittipideksus Bareskrim Polri, AKP Albert Hutagalung, menambahkan kriteria terkait individu yang rentan terhadap kejahatan love scam. Menurut Albert, orang yang kesepian dan pengguna situs kencan online sering menjadi sasaran.
“Individu yang merasa kesepian atau baru saja mengalami kehilangan, seperti perceraian atau kematian pasangan, sering mencari hubungan baru. Mereka mungkin lebih mudah percaya pada seseorang yang menunjukkan perhatian dan kasih sayang,” ungkapnya.
Selain itu perempuan cenderung lebih sering menjadi korban love scam dibandingkan pria. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan dalam cara berinteraksi dan mencari hubungan secara online. Selain itu orang yang baru mengalami perubahan hidup juga rentan jadi sasaran.
Begitu pula orang dengan keterbukaan emosional tinggi serta orang yang kurang pengalaman atau pengetahuan tentang penipuan online juga kerap dijadikan target kejahatan ini.
“Individu yang cenderung terbuka dan berbagi banyak informasi pribadi di awal hubungan mungkin lebih mudah dimanipulasi oleh penipu,” katanya.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?