Prabowo Sebut PKB Jelas Warnanya Sekarang, Berada di Pihak UUD 1945
IVOOX.id – Presiden Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) atas dukungannya terhadap pemerintah, dan karena telah menunjukkan keberpihakannya terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45).
"Saudara-saudara sekalian, terima kasih pernyataan sikap dari PKB. PKB jelas warnanya sekarang, PKB berada di pihak Undang-Undang Dasar 1945. Saya yakin semua ketua umum partai di sini (demikian, red.). Saya yakin (partai-partai, red.) tergerak oleh fatwanya Ketua Dewan Syuro PKB, dan saya percaya rakyat Indonesia tidak bisa dibohongi lagi, rakyat Indonesia tidak boleh dianggap bodoh, rakyat Indonesia merasakan yang benar itu benar, yang salah itu salah," kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7/2025) malam, dikutip dari Antara.
Pernyataan Presiden Prabowo itu merujuk kepada pidato politik Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, dan Wakil Presiden Ke-13 KH Ma'ruf Amin, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB, yang keduanya disampaikan dalam acara yang sama.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga berterima kasih atas pidato politik yang disampaikan oleh KH Ma'ruf Amin dan Muhaimin, karena keduanya memberikan optimisme dan memperkuat keyakinan terhadap masa depan Indonesia yang cerah.
"Jadi, Ketua Dewan Syuro, Ketua Umum PKB, terima kasih. Saya di sini benar-benar yakin kalau masa depan Indonesia cerah, baik, tetapi memang tadi disinggung-singgung kuncinya adalah kita harus rukun, kita harus kerja sama, kita harus menegakkan dan menjalankan apa yang menjadi jiwa dan nafas NU (Nahdlatul Ulama) dan PKB, menjalankan rahmatan lil alamin, berbakti, bermanfaat, untuk semua, ini kuncinya," kata Presiden Prabowo.
Prabowo kemudian juga memuji sikap PKB yang selepas Pilpres 2024 memutuskan bergabung pada koalisi partai-partai pendukung pemerintah. Dalam masa Pilpres 2024, PKB berada di kubu oposisi bersama PKS dan NasDem. Muhaimin, yang merupakan calon wakil presiden saat Pilpres, berpasangan dengan Anies Baswedan, dan bersaing dengan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Partai-partai kita bersaing, karena nanti pemilu, pilkada, pilpres bersaing, ndak ada masalah. Selesai bersaing, rukun, kerja sama, karena kita mau mengabdikan (diri kepada) rakyat kok, enggak ada masalah. Dalam koalisi, (dan) di luar koalisi kita butuh pengawas, kita butuh koreksi, tetapi kita mau koreksi benar-benar, dari wakil rakyat juga jangan orang mengangkat dirinya sendiri habis itu dia atur-atur kita, enak aja ya Gus? Enggak keringet, enggak berdarah-darah, omon-omon, komentar itu," kata Presiden Prabowo.
Prabowo menekankan Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjadi tujuan bernegara, disusun berdasarkan azas perekonomian kekeluargaan, bukan konglomerasi.
"Pasal 33 ini tujuan nasional. Pasal 33 ayat 1 perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, bukan azas konglomerasi. Azas keluarga, azas kekeluargaan ya seluruh bangsa Indonesia kita harus diperlakukan sebagai keluarga," kata Prabowo.
Menurut Kepala Negara, azas kekeluargaan yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945 bertentangan dengan mazhab-mazhab ekonomi, termasuk ekonomi neoliberal.
Presiden mengatakan bahwa jika pada masa ekonomi neoliberal, segelintir orang terutama pada masyarakat kelas atas akan bertambah kaya, dan kekayaan itu lama-kelamaan akan "menetes" atau menurun pada masyarakat kelas bawah.
"Di masa neoliberal ini menurut mereka enggak apa-apa kalau yang segelintir orang tambah kaya. Menurut teori itu, lama-lama kekayaan itu akan menetes ke bawah, tapi kenyataannya menetesnya lama banget. Menetesnya 200 tahun, udah mati kita semua itu. Jadi itu enggak bener," kata Prabowo seraya berkelakar.
Sambutan Prabowo itu pun langsung disambut oleh sorak sorai hadirin, seraya mengamini pernyataan itu.
Dalam pidatonya, Prabowo mengajak hadirin untuk menyimak Pasal 33 yang berbunyi sederhana, namun menggariskan tujuan bernegara, yakni rakyat merasa aman, sejahtera, tidak ada kemiskinan dan kelaparan.
Menurut Presiden, demokrasi merupakan hal yang penting, tetapi tidak cukup apabila tidak menjawab kebutuhan dasar rakyat.
"Demokrasi penting, demokrasi yang formal, demokrasi yang normatif, tapi rakyat tidak punya rumah yang baik, rakyat yang lapar, anak-anak yang stunting, mereka yang tidak bisa cari pekerjaan, ini bukan tujuan bernegara bagi saya," kata Presiden.
Oleh karena itu, Kepala Negara kembali mengingatkan tentang tujuan bernegara tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yakni memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Adapun Pasal 33 UUD 45 yang terdiri atas empat ayat mengatur prinsip ekonomi yang dianut oleh Indonesia, di antaranya berbunyi: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat".
Ayat lain yang diatur dalam Pasal 33 UUD 45: "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara".
Prabowo Protes Diberi Teh, Minta Kopi
Presiden Prabowo Subianto berkelakar saat berpidato dalam acara Hari Lahir (Harlah) Ke-27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7/2025) malam, dengan memprotes stafnya karena diberi cangkir berisi teh, karena butuh kopi di meja dekat podium tempat Presiden berpidato, agar tak grogi di depan kiai.
"Saya minum kopi dulu biar semangat. Ini staf saya nggak bener ini, nggak bener, ini cangkir isinya teh bukan kopi. Kopi itu senjata rahasia saya, kalau saya minum kopi, saya jadi pintar," kata Presiden Prabowo berkelakar yang kemudian disambut gelak tawa tamu undangan, dikutip dari Antara, Rabu (23/7/2025).
"Kalau di depan kiai-kiai, saya ini grogi," sambung Prabowo yang kembali memancing gelak tawa tamu undangan.
Kopi diketahui menjadi minuman favorit Presiden Prabowo. Dalam banyak kesempatan saat berpidato, umumnya selalu ada cangkir berisi kopi yang diletakkan dekat podium tempat Presiden berdiri dan menyampaikan pidatonya. Presiden, dalam banyak kesempatan, juga sering kali berkelakar jika diberikan kopi, dirinya dapat berpidato lebih lama hingga berjam-jam.
Presiden Prabowo menghadiri puncak peringatan Harlah Ke-27 PKB, didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan sejumlah petinggi partai Gerindra termasuk Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, yang juga Ketua MPR RI, Sugiono, yang saat ini menjabat Menteri Luar Negeri, kemudian Prasetyo Hadi, yang saat ini mengisi kursi Menteri Sekretaris Negara.
Di lokasi acara, ada juga ketua umum-ketua umum dan petinggi partai politik seperti Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep, dan perwakilan dari PDI Perjuangan Puan Maharani, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Dalam acara itu, Wakil Presiden Ke-13 Ma'ruf Amin, yang saat ini menjabat Ketua Dewan Syuro PKB menyampaikan pidato politiknya, diikuti dengan pidato politik yang disampaikan oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. Presiden Prabowo pun menjadi pembicara terakhir yang berpidato di atas panggung, sekaligus menutup peringatan Harlah Ke-27 PKB.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?