Prabowo Optimis Indonesia Masih Dilirik Investor meski Konsorsium LG Hengkang
IVOOX.id – Presiden RI Prabowo Subianto menanggapi kabar hengkangnya konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG, dari proyek pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.
Presiden Prabowo, seusai menggelar pertemuan tertutup bersama Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (22/4/2025), optimistis bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan bagi banyak investor.
"Ya, pasti ada kerja sama dengan perusahaan lain, tunggu saja," ujar Prabowo saat dimintai tanggapan terkait hal itu, dikutip dari Antara, Selasa (22/4/2025).
Lebih lanjut, Presiden menekankan keyakinannya terhadap prospek ekonomi nasional.
"Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah," katanya.
Terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, mengungkap bahwa hengkangnya konsorsium LG Energy Solution (LGES) dari proyek baterai kendaraan listrik (EV) atau proyek Titan bukan berarti semangat investasi asing di Indonesia mulai melesu.
Moeldoko mengatakan bahwa gelaran otomotif khusus kendaraan ramah lingkungan Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 yang akan berlangsung di Jakarta pada 29 April-4 Mei 2025, salah satunya sebagai penanda banyaknya perusahaan asing yang masih bergairah berinvestasi di Tanah Air.
“Yang jelas apa pun situasinya kita lihat sendiri bahwa penyelenggaraan PEVS itu gegap gempita sekarang ini juga menunjukkan bahwa semangat berinvestasi di Indonesia tidak kendor,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (22/4/2025), dikutip dari Antara.
Menurut Moeldoko, keputusan LGES menarik kembali investasinya merupakan kebijakan internal perusahaan yang telah memperhitungkan berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan global yang belum menguntungkan.
Mengenai potensi pengaruh mundurnya LG terhadap industri kendaraan listrik (EV) di Indonesia, Moeldoko menilai hal tersebut tidak terlalu berpengaruh secara keseluruhan.
“Secara keseluruhan di Indonesia tidak (terpengaruh), mungkin justru malah ada yang senang. Ini kan berkaitan dengan persaingan bisnis, mungkin ada pabrikan yang senang karena (LG) tidak jadi masuk akhirnya mengurangi persaingan,” kata Moeldoko.
“Tapi bagi Indonesia saya pikir tetap menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya,” tambahnya.
Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menurut sumber Yonhap pada Jumat (18/4/2025).
Konsorsium tersebut, yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sejumlah perusahaan milik negara untuk membangun "rantai nilai menyeluruh" untuk baterai EV.
Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV. Proyek Titan ini sebelumnya diharapkan dapat menggapai ambisi Indonesia menjadi hub dari baterai kendaraan listrik.
Proyek Titan ini sebelumnya diharapkan dapat menggapai ambisi Indonesia menjadi hub dari baterai kendaraan listrik.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?