Rezim Zionis Beri Status Sekjen PBB Guterres “Persona non Grata”, Dilarang Masuk Israel

04 Oct 2024

IVOOX.id – Israel telah menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tidak diterima secara resmi di wilayah Zionis itu serta melarangnya untuk memasuki Israel, ungkap kepala urusan luar negeri Israel, yang bernama Israel Katz, pada Rabu (2/10/2024).

"Saya telah menyatakan Sekjen PBB Antonio Guterres persona non grata di Israel dan melarangnya memasuki negara ini," ujar Katz dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Antara, Kamis (3/10/2024).

Selain Guterres, beberapa pejabat PBB lainnya juga dilarang memasuki Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pula Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, yang dituduh berpihak pada warga Palestina.

Adapula kepala kantor kemanusiaan PBB di Wilayah Palestina yang diduduki juga tidak diperpanjang visanya oleh Israel pada Agustus lalu karena laporan PBB yang menuduh Israel melanggar hak-hak anak-anak Palestina.

Rezim Zionis itu juga memfitnah dengan menyerang kredibilitas Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Untuk membenarkan tindakannya, Katz mengatakan Guterres tidak "mengutuk tegas" serangan rudal Iran pada Selasa (1/10/2024) terhadap Israel dan juga belum menyatakan kelompok perlawanan Palestina Hamas sebagai "organisasi teroris."

Pada Selasa itu, Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel, yang disebut sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Garda Revolusi Iran.

Atas serangan itu, Israel menyatakan akan membalas tindakan eskalasi tersebut.

Ketegangan regional meningkat karena serangan gencar dan brutal yang dilakukan pasukan Israel selama hampir setahun di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas Oktober lalu.

Konflik juga menyebar ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai hampir 3.000 lainnya sejak 23 September.

Amerika Serikat bereaksi dengan mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melarangnya memasuki negara tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut tidak "produktif."

“Kami tidak menganggap langkah itu produktif dalam bentuk apa pun,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, menanggapi pertanyaan tentang keputusan tersebut, dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa Israel perlu untuk berinteraksi dengan PBB, dan langkah seperti ini tidak meningkatkan posisinya di mata dunia.

Dewan Keamanan PBB Dukung Guterres

Negara-negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) serempak menegaskan kembali dukungan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang baru dinyatakan sebagai "persona non grata" oleh Israel.

Mengutip Antara, dalam sidang DK PBB pada Rabu (2/10/2024) waktu setempat, Duta Besar Swiss untuk PBB Pascale Baeriswyl, sebagai penjabat Presiden Dewan Keamanan, menyatakan dukungan penuhnya terhadap Guterres serta peran PBB dalam memastikan bantuan kemanusiaan.

Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyebut tindakan Israel terhadap Guterres sebagai "tamparan besar tak hanya bagi PBB tetapi juga bagi DK PBB".

"Kami menyerukan supaya anggota-anggota DK serta PBB bereaksi terhadap tindakan keterlaluan ini," kata Nebenzia.

Duta Besar Aljazair Amar Bendjama menyatakan dukungan dan solidaritas negaranya terhadap Sekjen PBB menyusul "keputusan luar biasa otoritas penjajah Israel dalam menetapkannya sebagai persona non grata".

"Keputusan tersebut mencerminkan penghinaan Israel atas sistem PBB dan komunitas internasional," ucap Bendjama.

Sembari menyatakan dukungan kepada Sekjen PBB, Dubes China Fu Cong tak lupa menyampaikan kecaman pihaknya terhadap tindakan Israel.

Dukungan terhadap Guterres juga disampaikan Dubes Prancis untuk PBB Nicolas de Riviere, Dubes Malta Vanessa Frazier, Dubes Korea Selatan Joonkook Hwang, dan Wakil Dubes Slovenia Ondina Blokar.

Para dubes turut memuji peran Guterres memimpin PBB di tengah tantangan yang dihadapi saat ini serta atas upayanya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah melalui diplomasi.

"Kami meminta Israel mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," kata Wakil Dubes Blokar, sambil menambahkan bahwa saat ini "adalah waktu yang tepat untuk memperkuat diplomasi dan mengutamakan perdamaian".

Sementara, berbeda dengan para dubes lain, Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield justru tak mengungkit sama sekali dukungan terhadap Guterres.

"Amerika Serikat akan senantiasa terus mendukung Israel," kata Thomas-Greenfield.

Komentar

Berhasil Login.....

Gagal Login

Back to Top

Komentar berhasil di tambah

Komentar berhasil di Edit

Komentar berhasil di Dihapus

Anda Harus Login

Tidak Boleh Kosong