IVOOX.id, Brussels - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Sabtu bahwa China mengamati dengan cermat keberhasilan Rusia di Ukraina, dengan hasil perang Eropa kemungkinan memiliki implikasi yang luas untuk perilaku Beijing di Asia-Pasifik.

“Beijing mengamati dengan cermat apa yang terjadi di Ukraina. Dan jika Putin menang di sana, tentu saja, itu akan memengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana berperilaku di Asia,” kata Stoltenberg kepada Hadley Gamble dari CNBC.

“Apa yang terjadi di Eropa, di Ukraina, penting bagi Asia, dan apa yang terjadi di Asia penting bagi Eropa,” katanya pada Konferensi Keamanan Munich.

Berbicara menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Stoltenberg mengatakan bahwa NATO tidak melihat China sebagai ancaman “segera”.

Namun, dia mencatat bahwa koalisi militer sedang meningkatkan kerja samanya dengan sekutu di kawasan, termasuk Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

“Kami tidak melihat China sebagai musuh atau ancaman yang akan segera terjadi. Tetapi kami menilai bahwa kebangkitan China, kekuatan ekonomi dan militer China yang tumbuh, merupakan tantangan bagi keamanan kita, kepentingan kita, atau nilai-nilai kita.”

Dia menambahkan, “Keamanan tidak bersifat regional. Keamanan bersifat global.”

Balon mata-mata Cina 'bagian dari pola'

Komentar itu muncul ketika kekhawatiran meningkat atas kehadiran militer China yang tumbuh di sekitar Taiwan. Mereka juga mengikuti penemuan serangkaian balon China di atas wilayah udara AS, yang mendorong Washington menuduh Beijing melakukan spionase.

Stoltenberg mengatakan bahwa balon-balon itu adalah bagian dari pola taktik pengawasan yang digunakan China untuk mengumpulkan intelijen terhadap sekutu NATO.

“Kenyataannya adalah, ini adalah bagian dari pola yang telah kita lihat, di mana China telah meningkatkan kegiatan intelijen mereka selama bertahun-tahun, menggunakan berbagai platform seperti satelit dunia maya dan jenis platform lainnya untuk memata-matai dan mengumpulkan intelijen dari NATO- negara-negara sekutu, baik di Amerika Utara, tetapi juga di Eropa,” tambahnya.(CNBC)