Haul Gus Dur ke-15, Perjalanan Spiritualnya hingga Salam Megawati untuk Sinta Nuriyah
IVOOX.id – Haul Gus Dur yang ke-15 yang digelar di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024), dihadiri sejumlah pejabat negara. Mulai dari Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Fauzi, hingga Menteri Sosial Saifullah Yusuf serta Mahfud MD, hingga Gubernur DKI Jakarta terpilih Pramono Anung.
Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar sempat bercerita perjalanan spiritual yang cukup bersejarah dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika dirinya bersama-sama zirah ke makam guru Wali Songo yang berada di Tosora, Sulawesi Selatan.
“Nah di sini kita akan lihat, dulu saya juga termasuk beberapa kali ikut mendampingi beliau menyejarahi makam-makam tertentu. Pengalaman itu ketika kami menziarahi gurunya Wali Songo Syekh Jamaluddin yang ada di Tosora,” kata Nasaruddin Umar dalam pidatonya di acara Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Antara.
Menurut dia perjalanan spiritual itu menempuh medan yang cukup rumit untuk bisa menembus makam syekh guru para Wali Songo itu. Dengan medan yang cukup berat itu dirinya bersama Gus Dur harus datang berkali-kali untuk mencapai makam tersebut.
“Pertama kali ke sana itu tidak bisa nembus karena kita pinjam mobil sedan Profesor Masyihat. Batunya sebesar kepala, rusak itu mobil dan tidak bisa sampai. Lalu datang lagi kedua kalinya kita sudah disiapkan jeep akhirnya ketemulah makam itu. Pada waktu itu tidak ada yang kenal siapa Syekh Jamaluddin itu,” ucap dia.
“Gus Dur pada waktu itu menyatakan inilah guru sejati dari para Wali Songo. Siapa yang memberitahu Gus Dur? Gus Dur tidak memberitahu,” tambah dia.
Hingga pada akhirnya makam tersebut banyak dikunjungi oleh para peziarah yang mengharapkan barokah dari Syekh Jamaluddin yang dipercaya oleh Gus Dur sebagai guru dari para Wali Songo yang terkenal dalam menebarkan Islam di Nusantara.
“Belakangan kami ke Malaysia dan akhirnya banyak orang Malaysia yang juga mengunjungi makam Syekh Jamaluddin di Tosora itu,” tutur dia.
Pada acara Haul Gus Dur ke-15 tersebut, Mantan Presiden Republik Indonesia (RI) yang ke-5, Megawati Soekarnoputri menyampaikan salam hangat untuk Istri almarhum Kh. Abdurrahman Wahid, yakni Sinta Nuriyah yang dititipkan langsung kepada Pramono Anung.
Hal tersebut disampaikan dalam kata sambutannya di hadapan keluarga dan juga para tamu undangan yang menghadiri kegiatan Haul Gusudr yang ke-15 di kediaman almarhum di Ciganjur, Jakarta Selatan.
“Tolong sampaikan ke Mbak (Sinta Nuriyah), titip salam hangat dari saya (Megawati). Maka ini saya sampaikan kepada Ibu Sinta,” kata Pramono Anung semari melihat Sinta Nuriyah di Jakarta, Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Antara.
Sebelum menghadiri Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, dirinya bersama dengan Rano karno menyempatkan silaturahmi ke kediaman Megawati.
“Kebetulan tadi sore, saya sama Bang Rano diterima Mbak Mega,” ucap dia.
Perjalan Gus Dur dan juga Megawati, memang tidak bisa dilupakan dengan berbagai peristiwa bersejarah yang pernah dialami keduanya. Sehingga, keakraban keduanya tidak dapat dipisahkan.
Bahkan, Megawati pernah menjadi wakil presiden pada masa Gus Dur di tahun 1999 setelah resmi dilantik oleh majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tepatnya pada 20 Oktober 1999.
Pramono Anung, mengenang sosok Gus Dur melalui tiga peristiwa penting, sebagaimana disampaikannya dalam sambutan pada acara Haul Gus Dur yang ke-15 di Ciganjur, Jakarta Selatan.
“Tiga hal yang ingin saya sampaikan mengenai sosok Gus Dur, bukan karena saya nomor tiga. Tapi tiga hal,” katanya. di hadapan para tamu undangan Haul Gus Dur.
Peristiwa pertama dalam mengenang Gus Dur yang tidak pernah terlupakan adalah ketika Megawati maju menjadi calon wakil presiden pada 1999. Menurut dia, majunya Megawati menjadi calon wakil presiden pada masa itu atas dasar perintah dari Gus Dur bersama dengan fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam hal ini, Pramono Anung yang mempersiapkan segala administrasi bagi majunya Megawati menjadi calon wakil presiden sekaligus atas perintah suami Megawati yakni Taufiq Kiemas.
“Jadi apa yang disampaikan oleh Mbak Khofifah pada waktu itu, saya ingin menyambungkan pasalnya bahwa itu benar sepenuhnya adalah arahan dan permintaan Presiden Abdurrahman Wahid pada waktu itu,” ujar dia.
Kenangan kedua yang tidak juga bisa dilupakan oleh Pramono Anung adalah ketika terjadi ketidakharmonisan antara Gus Dur dan Megawati. Pada masa itu, begitu sulit untuk mempertemukan keduanya di meja yang sama.
Pada akhirnya, Taufiq Kiemas meminta kepada Pramono Anung yang pada saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP untuk mempertemukan Gus Dur dengan Megawati pada meja yang sama.
Gayung bersambut, Gus Dur juga menginginkan hal yang sama, yakni ingin bertemu dengan Megawati. Sehingga, keinginan Gus Dur untuk bertemu dengan Megawati langsung ia sampaikan kepada orang nomor satu di PDIP itu.
“Gus Dur menyampaikan, aku ingin ketemu Mbakmu, Mbak Mega. Pada waktu itu, kemudian saya ke Ibu Megawati untuk menyampaikan keinginan Gus Dur untuk bertemu,” ucap Pramono Anung.
Tidak berselang lama, Pramono menanyakan perihal keinginan perjumpaan tersebut kepada Gus Dur. Pada saat itu, Gus Dur ingin bertemu dengan Megawati untuk mencicipi nasi goreng buatan Megawati yang dimasaknya sendiri.
“Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng, maka saya menyampaikan ke Mbak Mega bahwa Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng yang dimasak oleh Mbak Mega sendiri. Dan saya menjadi saksi bahwa nasi goreng itu langsung dimasak oleh Ibu di Kebagusan. Akhirnya bertemulah Gus Dur dengan Ibu Mega setelah sekian waktu Gus Dur tidak bertemu dengan Ibu Mega,” kata dia.
Hal yang ketiga adalah pertolongan Gus Dur yang dinilainya tidak pernah lekang oleh waktu. Hal tersebut dialami oleh Pramono Anung ketika dirinya hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta. Dia diminta oleh Yenny Wahid dan juga orang yang tidak bisa dia sebutkan untuk berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
“Saya diajak masuk ke ruangannya Mbak Yenny, dipertemukan seseorang, saya tidak sebut namanya, yang tahu hanya saya dan Mbak Yenny, dan orang ini mengatakan, Mas harus pergi ziarah, ke tempat Gus Dur. Jadi artinya, Gus Dur dengan berbagai cara tak lekang oleh waktu Untuk membantu saya pribadi,” tutur dia.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?