IVOOX.id – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2024 mencapai 12,40% (yoy). Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh sejumlah faktor dari sisi penawaran. 

Dari sisi penawaran menurut Perry minat penyaluran kredit tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan DPK Juli 2024 sebesar 7,72% (yoy), strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, serta dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Mikroprudensial (KLM) Bank Indonesia.

"Untuk memperkuat pendanaan, perbankan juga mengoptimalkan sumber pendanaan selain dari DPK, antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang tayang di kanal Youtube Bank Indonesia, Rabu (21/8/2024).

Selain didorong oleh sisi penawaran, pertumbuhan kredit perbankan juga didorong oleh permintaan konsumen yang bersumber dari permintaan korporasi sejalan dengan kinerja penjualan yang masih kuat.

Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga masih tinggi terutama pada KPR. Perry mengatakan secara sektoral, pertumbuhan kredit yang tinggi terjadi pada mayoritas sektor ekonomi, terutama pada sektor Industri, Listrik, Gas, dan Air (LGA), dan Pengangkutan.

"Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, yang masing-masing tumbuh sebesar 15,20% (yoy), 11,60% (yoy), dan 10,98% (yoy) pada Juli 2024," ujarnya.

Pembiayaan syariah dan kredit UMKM juga tercatat tumbuh masing-masing sebesar 11,75% (yoy) dan 5,16% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas kisaran 10-12%.