Anggota DPR Desak Audit Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan Massal di SMPN 8 Kupang
IVOOX.id – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera melakukan audit menyeluruh terhadap kandungan gizi dan standar keamanan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini muncul setelah kembali terjadinya kasus keracunan massal di sejumlah daerah, termasuk yang terbaru di Kota Kupang.
“Langkah audit keamanan menu MBG ini sangat krusial agar makanan yang diberikan kepada anak-anak bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga dipastikan bebas dari kontaminan dan bahan berbahaya yang mengancam kesehatan,” ujar Yahya dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Senin (4/8/2025).
Kasus terbaru di SMPN 8 Kota Kupang menimpa 186 siswa yang mengalami mual, lemas, diare, dan dehidrasi setelah mengonsumsi paket MBG berisi daging sapi dan sayuran. Kejadian serupa juga dilaporkan di SDN Tenau Kota Kupang dan SMAN 1 Taebenu Kabupaten Kupang. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, ratusan siswa dari beberapa sekolah pun mengalami keracunan. Bahkan sebelumnya di Sumba Timur, ditemukan daging ayam mentah dan helaian rambut dalam paket makan MBG.
Insiden keracunan tidak hanya terjadi di NTT. Di Papua, belasan siswa SD 45 Arowi, Manokwari, turut menjadi korban, sementara di Wates, Kulon Progo, Jawa Tengah, 80 siswa dari dua SMP harus dirawat akibat dugaan keracunan MBG.
Melihat maraknya kejadian ini, Yahya menilai perlu adanya pengawasan ketat dan terintegrasi di seluruh rantai distribusi makanan, terutama di wilayah-wilayah rawan seperti NTT dan daerah terpencil lainnya. “Kelemahan dalam pengelolaan distribusi menjadi celah munculnya risiko keracunan dan gangguan kesehatan lainnya,” ujarnya.
Ia juga meminta pemerintah melibatkan tenaga kesehatan daerah sebagai garda terdepan dalam memantau, merespons cepat, serta memberikan edukasi terkait pencegahan keracunan di sekolah dan keluarga. Menurut Yahya, audit dan pengawasan ini harus dilakukan secara holistik agar program MBG dapat berjalan efektif, aman, dan memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak Indonesia.
“Keberhasilan program MBG tidak diukur dari jumlah penerima manfaat semata, tetapi dari jaminan keamanan pangan dan kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” kata Yahya.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?