Indef: Penurunan Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Dipicu Daya Beli yang Melemah Akibat Efisiensi Anggaran
IVOOX.id – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025 bukan karena berkurangnya minat masyarakat, melainkan akibat melemahnya daya beli.
Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, menjelaskan bahwa salah satu indikator pelemahan daya beli terlihat dari penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merosot tajam pada Januari 2025. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, penerimaan PPN dalam negeri hanya mencapai Rp2,58 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang mencapai Rp35,6 triliun.
Riset dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menunjukkan penurunan jumlah pemudik tahun ini. Diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan mudik, atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia. Angka ini turun sekitar 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang.
"Itu bukan karena masyarakat tidak ingin mudik, tapi karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan," ujar Eko dalam diskusi daring Indef pada Rabu (19/3/2025).
Eko juga menyoroti kebijakan efisiensi anggaran belanja negara melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Menurutnya, kebijakan ini justru memperlambat pemulihan daya beli masyarakat.
"Seharusnya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu, bukan malah melakukan efisiensi anggaran, baik di tingkat pusat maupun daerah," katanya.
Sementara itu, Peneliti Pusat Ekonomi Digital dan UMKM Indef, Fadhila Maulida, menambahkan bahwa mudik sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian, khususnya sektor pariwisata, UMKM, serta ekonomi daerah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat selama mudik akan menguntungkan sektor perhotelan, restoran, serta transportasi lokal. Selain itu, UMKM daerah juga akan mendapat manfaat dengan meningkatnya permintaan produk makanan khas dan suvenir.
"Dengan adanya mudik, ekonomi regional akan terdorong, terutama melalui peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor transportasi lokal dan retribusi daerah," jelas Fadhila.
Efisiensi Anggaran Berdampak pada Konsumsi Rumah Tangga
Meski mudik membawa efek positif bagi ekonomi daerah, studi Indef menunjukkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran justru dapat menekan lonjakan konsumsi selama Lebaran.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M. Rizal Taufikurahman, menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan model computable general equilibrium (CGE) untuk membandingkan dampak mudik terhadap ekonomi tahun lalu dan tahun ini di tengah kebijakan efisiensi anggaran.
Hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga di hampir semua provinsi akan mengalami penurunan selama Lebaran akibat kebijakan efisiensi.
"Artinya, konsumsi masyarakat di hampir setiap daerah tertahan," ujar Rizal.
Ia menyebutkan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan konsumsi ini adalah pemangkasan dana transfer ke daerah sebesar Rp50,59 triliun. Akibatnya, peredaran uang di berbagai wilayah ikut terdampak.
Provinsi-provinsi di Pulau Jawa menjadi yang paling besar mengalami penurunan konsumsi rumah tangga. Padahal, sekitar dua pertiga populasi Indonesia berada di wilayah ini, sehingga efeknya akan cukup besar terhadap konsumsi nasional.
"Ini tentu akan berpengaruh terhadap agregat konsumsi secara keseluruhan," tambahnya.
Secara tahunan, Indef memperkirakan konsumsi rumah tangga akan turun sekitar 0,814% akibat kebijakan efisiensi anggaran ini.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?