IVOOX.id – Pemerintah baru-baru menekan sejumlah biaya penerbangan untuk menurunkan harga tiket hingga 10% selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025. Namun, survei dari Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) menunjukkan bahwa kebijakan ini belum dirasakan signifikan oleh sebagian besar penumpang.  

Dari survei yang dilakukan, 69% penumpang mengaku harga tiket pesawat saat Nataru tidak jauh berbeda, dengan sebagian menilai harga tiket hanya turun sedikit. "Hasil survei kami menunjukkan 69% penumpang merasa harga tiket tidak jauh berbeda, sama saja atau hanya sedikit lebih murah," ujar Wakil Ketua APJAPI, Sholekan Suparno, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025). 

Meski begitu, survei juga mencatat bahwa 66% penumpang tetap melakukan penerbangan tanpa terpengaruh oleh kebijakan penurunan harga. Sementara itu, 34% penumpang menyatakan tidak akan terbang jika kebijakan ini tidak diberlakukan. 

Lebih rinci, hanya 18% responden yang mengaku harga tiket pesawat jauh lebih murah, sedangkan 13% lainnya masih merasa harga tiket terlalu mahal. 

Survei yang melibatkan 237 responden ini juga mengungkap tujuan perjalanan selama libur Nataru. Sebanyak 68% penumpang menggunakan pesawat untuk mudik dan mengunjungi keluarga, 12% untuk wisata, 12% untuk perjalanan dinas, dan sisanya untuk keperluan lainnya. 

Sholekan menilai, kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat guna mendongkrak pariwisata dalam negeri belum memberikan dampak signifikan. "Kebijakan ini kurang berhasil meningkatkan jumlah wisatawan. Sebagian besar penumpang lebih banyak melakukan perjalanan untuk mudik atau keperluan keluarga, bukan untuk wisata," katanya. 

Survei APJAPI dilakukan bersamaan dengan periode kebijakan penurunan harga tiket, yakni dari 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Data ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan transportasi udara yang lebih efektif di masa mendatang.