Indef Ragukan Kemampuan Danantara Tarik Investor Asing
IVOOX.id – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Badan Pengelola Investasi Danantara belum tentu mampu menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya. Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, menjelaskan bahwa survei yang dilakukan oleh International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) pada 2020 menunjukkan mayoritas investor lebih memilih berinvestasi di negara maju dibandingkan negara berkembang seperti Indonesia.
Survei tersebut mengungkapkan bahwa 61% responden lebih percaya pasar negara maju akan pulih ke level pra-pandemi Covid-19, sementara hanya 26% yang memilih negara berkembang, dan 13% untuk negara perbatasan.
"[Artinya] rata-rata para investor itu sebenarnya lebih menyukai berinvestasi, dana-dana SWF-nya itu, ke negara maju," ujar Eko dalam diskusi daring Indef, Selasa (25/3/2025).
Dengan posisi Indonesia sebagai negara berkembang, Eko menilai bahwa investor asing mungkin tidak terlalu antusias dalam mendanai proyek-proyek yang akan dijalankan oleh Danantara.
Ia mengakui bahwa pemerintah berhasil mengajak beberapa tokoh keuangan dunia untuk bergabung sebagai penasihat Danantara, seperti Ray Dalio (Founder & CIO Mentor Bridgewater Associates), Jeffrey Sachs (Direktur Center for Sustainable Development, Columbia University, AS), F. Chapman Taylor (Equity Portfolio Manager Capital Group), hingga Thaksin Shinawatra (mantan Perdana Menteri Thailand).
Namun, menurut Eko, keberadaan figur-figur ini belum cukup untuk meyakinkan pasar. Ia menegaskan bahwa pelaku pasar tidak hanya melihat sosok yang ada di dalamnya, tetapi lebih menilai realisasi dan langkah konkret yang diambil oleh Danantara.
"Pada akhirnya market tidak hanya melihat figur gitu ya, tapi juga melihat realisasi dan aksi nyatanya dari Danantara itu sendiri," katanya.
Eko menekankan bahwa Danantara harus bisa membuktikan kemampuannya menarik investasi di tengah kecenderungan investor global yang lebih memilih negara maju. Oleh karena itu, ia mendorong agar pengelolaan Danantara dilakukan secara transparan dan hati-hati agar dapat membangun kepercayaan pasar.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga Danantara dari intervensi politik agar dapat beroperasi secara profesional dan benar-benar fokus pada tujuan investasinya. Jika tidak, investor justru akan semakin ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?